Presiden Perancis "Memahami" Kaum Muslim Marah dengan Kartun Nabi Muhammad SAW

Kartun Nabi

Oleh: Ria
Minggu, 01 November 2020 | 10:39 WIB
Presiden Perancis
Presiden Perancis

sinpo, PARIS - Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan dia dapat memahami mengapa Muslim dikejutkan oleh kartun kontroversial yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW.

Namun dalam sebuah wawancara dengan penyiar Al Jazeera, dia mengatakan dia tidak pernah bisa menerima pembenaran dengan tindakan kekerasan, sebagaimana yang dilansir dari BBC pada Minggu (1/11/2020).

Pernyataan itu disampaikan setelah serangan pisau mematikan pada Kamis (29/10/2020) di sebuah gereja di Nice, yang membunuh 3 orang dan diduga telah direncanakan oleh kelompok Islam di negara itu dalam lebih dari sebulan.

Perselisihan telah tumbuh dengan beberapa negara Muslim atas masalah kartun Nabi Muhammad. Beberapa negara malah telah mendesak pemboikotan produk Perancis karena Macron membela hak untuk menggunakan gambar tersebut dalam konteks kebebasan berbicara.

Pada awal Oktober, seorang guru dipenggal kepalanya di pinggiran kota Paris setelah memperlihatkan kartun Nabi Muhammad kepada beberapa muridnya.

Sementara itu kantor berita Tunisia melaporkan bahwa 2 orang telah ditahan di sana untuk diinterogasi sehubungan dengan serangan di Nice, yang dilakukan oleh seorang pria Tunisia.

Menteri Dalam Negeri Perancis mengatakan kemungkinan akan lebih banyak serangan militan. Pada Sabtu (31/10/2020), seorang pendeta Ortodoks ditembak dan terluka di kota Lyon, meskipun belum ada rincian tentang penyerangnya yang diketahui. Peresiden Prancis mengatakan dia yakin reaksi keras datang dari negara-negara Muslim karena orang-orang keliru mengira bahwa dia mendukung kartun-kartun itu, atau bahkan itu dibuat oleh negara Perancis.

"Saya memahami sentimen yang diungkapkan dan saya menghormatinya. Tapi Anda harus memahami peran saya sekarang, ini untuk melakukan 2 hal, himbauan untuk tenang dan juga untuk melindungi hak-hak ini," katanya, yang mengacu pada kebebasan berekspresi mereka yang membuat kartun.

"Saat ini di dunia ada orang yang mendistorsi Islam dan atas nama agama ini yang mereka klaim untuk dibela, mereka membunuh, mereka membantai hari ini ada kekerasan yang dilakukan oleh beberapa gerakan ekstremis dan individu atas nama Islam."

Macron juga mengatakan boikot barang-barang Perancis yang diajukan di tengah kemarahan terhadap kartun itu "tidak layak" dan "tidak dapat diterima". Tiga orang ditikam hingga tewas di Nice pada Kamis oleh seorang pria Tunisia yang tiba di kota Perancis selatan pada Kamis (29/10/2020) maka Perancis segera meningkatkan kewaspadaan keamanan nasionalnya ke tingkat tertinggi, dengan peningkatan keamanan di tempat-tempat ibadah dan sekolah di seluruh negeri.

Pada awal Oktober, guru Samuel Paty dipenggal di pinggiran kota Paris setelah menunjukkan kartun kontroversial Nabi Muhammad kepada beberapa muridnya.

Menanggapi serangkaian serangan tersebut, Macron mengatakan Perancis tidak akan pernah menyerah pada kekerasan. Masalah ini telah menyebabkan ketegangan dengan beberapa negara mayoritas Muslim, dengan patung pemimpin Perancis dibakar di Bangladesh dan perang kata-kata dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang mempertanyakan kesehatan mental Macron.

Deretan serangan lain di Perancis sebelum pembunuhan di gereja Oktober 2020, guru bahasa Perancis, Samuel Paty, dipenggal kepalanya di luar sekolah di pinggiran kota Paris. sinpo

Komentar: