Menelusuri Sejarah Hari Guru Melalui Lahirnya PGRI

Laporan: Tisa
Rabu, 25 November 2020 | 10:22 WIB
Peringatan Hari Guru Nasional 2020 (Foto: Ist.)
Peringatan Hari Guru Nasional 2020 (Foto: Ist.)

sinpo, JAKARTA - 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional di Indonesia. Berdasarkan sejarahnya, hari guru di tanah air dilatarbelakangi oleh lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Adapun Hari Guru Nasional ditetapkan oleh pemerintah, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994. Dilansir dari laman resmi situsnya, PGRI dulunya bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) pada 1912. 

PGHB tidak memandang latar belakang pendidikan, suku dan agama. Seluruh anggotanya tidak terbatas dari semua kalangan seperti guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah.

Selain itu, sejak berdiri seluruh anggota PGHB memiliki latar belakang pendidikan beragam yang umumnya mengabdi di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.

"Pada tahun 1932 PGHB berubah nama menjadi persatuan guru Indonesia (PGI)," tulis kutipan informasi dari laman resmi PGRI, Rabu (25/11/2020).

Kala itu, keberadaan PGRI membuat pemerintah Kolonial Belanda merasa tidak nyaman. Alasannya, penggunaan kata “Indonesia” dalam namanya menunjukkan semangat nasionalisme. Meski demikian, PGRI bertahan hingga Belanda angkat kaki dari Indonesia

Tahun 1942 tentara Jepang menduduki Indonesia dan melarang penggunaan bahasa Belanda dan Inggris. Sejak itu, segala bentuk perkumpulan atau perserikatan dilarang, termasuk PGI.

Akhirnya, berbagai sekolah ditutup diganti pendidikan dasar dengan pelajaran bahasa Nippon dengan huruf katakana dan kanji. Bahasa Indonesia hanya dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah dasar.

Namun, semangat kebangsaan guru-guru Indonesia tidak pernah pudar meskipun bekerja dibawah pemerintahan Jepang. Untungnya, Jepang memercayai bahwa pendidikan sangat diperlukan untuk kemajuan dan pembangunan bangsa. 

Negeri Matahai Terbit meyakini bahwa pendidikan yang baik dilahirkan dari guru yang baik, maka Jepang sangat menghormati guru, termasuk para pengajar pribumi. 

Guru dan dokter mendapat panggilan kehormatan dari pihak Jepang dengan sebutan “Sensei” yang memiliki arti “mula-mula hidup” atau “orang yang tertua”.

Tiga bulan setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, Kongres I PGRI diselenggarakan dari tanggal 24 hingga 25 November 1945. 

"Konngres menyepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia," lanjut sumber yang sama.  

Sebagai penghormatan kepada para guru, pemerintah menetapkan hari lahir PGRI tersebut sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati setiap tanggal 25 November setiap tahunnya. 

Kini, di masa pandemi, para guru menghadapi tantangan yang tidak mudah. Mereka harus beradaptasi dengan sistem pembelajaran berbasis teknologi agar tetap dapat berinteraksi dengan murid-muridnya.

Atas semangat pantang menyerah untuk terus mengajar di tengah masa pandemi, Hari Guru Nasional tahun ini mengangkat tema “Bangkitkan Semangat Wujudkan Merdeka Belajar". 

Peringatan Hari Guru Nasional pun dilakukan dengan upacara bendera sederhana dan terbatas, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 yang telah ditetapkan Pemerintah. 

Selamat Hari Guru Nasional untuk seluruh guru di Indonesia! Terima kasih telah senantiasa menjadi pahlawan tanpa tanda jasa.sinpo

Komentar: