Hindari Spekulasi, Ketua MPR Desak Kemhan RI Selidiki Drone Selayar

Drone

Oleh: ria
Selasa, 05 Januari 2021 | 14:49 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo

sinpo, JAKARTA, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Kementerian Pertahanan bersama TNI AL untuk segera melakukan penyelidikan terkait temuan drone tersebut, baik muatan hingga kemampuan transmisi data yang dimiliki drone bawah laut yang ditemukan, termasuk meneliti sumber energi yang digunakan juga sensor-sensor yang ada dan kemampuannya.

“Hal itu untuk memastikan spesifikasi control surface pada drone dimaksud, sekaligus menginformasikan kepada publik fakta yang terjadi,” tegas Bamsoet, Selasa (5/1/2021). Hal itu disampaikan terkait temuan drone bawah laut mirip Sea Wing milik China di lepas pantai Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (20/12) lalu itu, yang memicu spekulasi terkait ancaman keamanan teritorial Indonesia.

Selain itu, Bamsoet minta Kementerian Pertahanan meningkatkan koordinasi dengan TNI AL dan Badan Keamanan Laut (Bakamla) untuk menganggarkan dalam APBN untuk pembelian alutsista dan radar yang dapat mendeteksi ancaman dan bahaya terhadap kedaulatan NKRI, serta diharapkan TNI AL dapat lebih meningkatkan pengawasan dan pengamanan di teritorial perairan Indonesia, mengingat terjaringnya seaglider milik negara lain bukanlah yang pertama kali terjadi di Indonesia dan keberadaannya dapat mengusik keamanan serta pertahanan nasional Indonesia.

“Penemuan itu mengingatkan pemerintah untuk dapat memperbaiki, menyempurnakan serta mengintegrasikan kemampuan intelijen Geospatial, teknologi siber, pertahanan, dan pemetaan laut termasuk udara, mengingat masih belum lengkapnya perangkat pengendali atas lapisan ruang siber Indonesia (infrastruktur dan hardware; software; dan artificial intelijen sosial/siber-personal) menyebabkan peristiwa tersebut berulang,” kata Bamsoet.

Karena itu, pemerintah harus berkomitmen untuk memastikan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor pertahanan nasional yang meliputi alat utama sistem pertahanan (alutsista) maupun sarana prasarana pendukung lainnya dapat terpenuhi, sehingga pertahanan nasional Indonesia dapat mengimbangi kekuatan negara lain. “Mengingat, masih minimnya anggaran pertahanan nasional yang diperparah oleh situasi pandemi Covid-19 membuat anggaran semakin menipis akibat realokasi anggaran,” pungkasnya.sinpo

Komentar: