Pemerintah Siapkan Insentif Hilirisasi Batu Bara

Laporan: Tisa
Senin, 11 Januari 2021 | 12:03 WIB
Presiden Joko Widodo saat memimpin Rapat Terbatas mengenai Peningkatan Nilai Tambah Batu Bara, Oktober silam (Foto: Dokumentasi Humas Setkab)
Presiden Joko Widodo saat memimpin Rapat Terbatas mengenai Peningkatan Nilai Tambah Batu Bara, Oktober silam (Foto: Dokumentasi Humas Setkab)

sinpo, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan pemerintah bakal memberikan berbagai insentif untuk proyek hilirisasi batu bara. 

Ia menerangkan, tujuan pemberian intensif ini agar sektor hilir ini bisa ekonomis dan kompetitif, sehingga nantinya bisa semakin berkembang.

“Banyak insentif yang kita berikan, supaya hilir (batu bara) ini bisa ekonomis dan kompetitif,” ungkap Menteri ESDM melalui keterangan pers, Minggu (10/01/2021).

Program hilirisasi batu bara menjadi sasaran utama pemerintah ke depan. Salah satu proyek hilirisasi yang tengah dilakukan adalah gasifikasi batu bara kalori rendah menjadi Dimethyl Ether (DME) yang nantinya digunakan untuk substitusi Liquefied Petroleum Gas atau LPG.

Apabila proyek gasifikasi ini berkembang, kata Arifin, diharapkan akan signifikan menekan angka impor LPG karena produk DME bisa menjadi substitusi LPG. 

"Apalagi impor LPG dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan semakin bertambahnya permintaan LPG di Tanah Air," ujarnya.

Pasalnya, lanjut dia, pemanfaatan hilirisasi batu bara itu bisa menjadi substitusi LPG. Menurutnya, apabila bisa dilakukan substitusi LPG, maka hal ini bisa mengamankan devisa negara yang cukup besar.

"Pemakaian LPG tiap tahun terus meningkat dan kita punya batu bara untuk memproduksi DME,” pungkas Arifin.

Sebelumnya, pada Rapat Terbatas beberapa waktu silam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, Indonesia harus bergeser dari negara pengekspor bahan-bahan mentah, salah satunya batu bara, menjadi negara industri yang mampu mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi. 

Hal tersebut, diharapkan Presiden harus dijalankan secara konsisten. Indonesia, tegasnya, harus bergerak untuk pengembangan industri turunan dari batu bara.

Industri turunan ini, mulai dari industri peningkatan mutu (upgrading), pembuatan briket batu bara,  pembuatan kokas,  pencairan batu bara,  gasifikasi batu bara, sampai campuran batu bara-air.

“Saya yakin dengan mengembangkan industri turunan ini, kita akan mampu meningkatkan nilai tambah dari komoditas berkali-kali lipat," kata Presiden. 

Selain itu, ia meyakini hal ini mampu mengurangi impor bahan baku yang dibutuhkan beberapa industri dalam negeri, seperti industri baja (dan) industri petrokimia, dan yang tidak kalah pentingnya tentu kita bisa membuka lapangan pekerjaan yang sebanyak-banyaknya.

Menurutnya, ada beberapa prioritas yang bisa dilakukan dalam upaya peningkatan nilai batu bara ini, seperti program gasifikasi batu bara atau coal to dimethyl ether (DME).

“Gasifikasi batu bara menjadi syngas yang diperlukan industri petrokimia serta dimethyl ether (DME) yang sangat penting sebagai substitusi dari LPG. Kita tahu LPG kita ini masih impor, sehingga (gasifikasi) bisa mengurangi impor LPG kita,” jelasnya. sinpo

Komentar: