Sekolah Indonesia Kota Kinabalu Sabet Dua Medali Pada International Roboticist Challenge 2021

Oleh: Agam
Rabu, 30 Juni 2021 | 11:34 WIB
Sekolah Indonesia Kota Kinabalu/Net
Sekolah Indonesia Kota Kinabalu/Net

SinPo.id - Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) di Malaysia berhasil merebut dua medali perak dalam ajang global International Robotics Challenge 2021 yang digelar Robotics Learning (M) Sdn Bhd yang bekerja sama dengan Malaysia FIRST Global Challenge dan Malaysia VEX Robotics Competition. Kompetisi digelar secara daring pada 24 hingga 27 Juni 2021 dan diikuti 140 tim dari 24 negara di seluruh dunia.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI di Kuala Lumpur, Mokhammad Farid Maruf, menyampaikan apresiasi kepada SIKK atas prestasi yang diraih.

“KBRI Kuala Lumpur mendukung dan mendorong SIKK serta dua Sekolah Indonesia lain di Malaysia yaitu Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) dan Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB) untuk berpartisipasi dalam kompetisi-kompetisi yang diselenggarakan di Malaysia maupun internasional,” imbaunya.

Farid menjelaskan, prestasi ini adalah salah satu dari prestasi-prestasi lain yang selama ini rutin diraih ketiga sekolah ini. Baik di bidang sains, olahraga, maupun seni.

Senada dengan itu, Kepala Sekolah SIKK, Dadang Hermawan menyampaikan, apresiasi dan mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi para siswa di tengah pandemi.

“SIKK merupakan satu-satunya kontingen dari Indonesia dalam kompetisi ini, dan pencapaian ini merupakan wujud upaya SIKK merealisasikan misi menjadi pusat keunggulan pendidikan dan kebudayaan di Asia Tenggara,” lanjut Dadang.

Kegiatan ini merupakan kompetisi robotik internasional pertama yang diikuti oleh SIKK dengan mengirimkan tiga tim terbaik. Hasilnya, SIKK meraih posisi kedua (perak) pada cabang lomba Mobile Robot CAD Challenge yang diikuti Fauzan Hafiz, dan Alfian Sufilza, serta pada cabang STEM-Robotics Pitch Challenge yang diikuti Jowie Jonathan Babo.

Untuk mendorong prestasi para siswa, kata Dadang, membentuk divisi prestasi untuk menggenjot program-program unggulan sebagai wujud pengembangan minat dan potensi peserta didik agar mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.

SIKK mengirimkan tiga tim dalam ajang ini, yaitu Ahmad Ryzki dan M. Khoirul Izzan JF untuk kategori Virtual Robot Programming Challenge (usia 13-15 tahun), Alfian Sulfiza dan Fauzan Hafiz untuk kategori Mobile Robot CAD Challenge (usia 16-17 tahun), serta Jowie Jonathan Babo untuk kategori STEM-Robotics Pitch Challenge (usia 16-17 tahun).

Kontestan Fauzan Hafiz dan Alfian Sufilza yang bertanding di kategori Mobile Robot CAD Challenge, menampilkan karya mereka berupa Pince Beetle. Keduanya merupakan peserta didik jenjang SMA dan SMK. Robot tersebut terinspirasi oleh serangga kumbang japit dan didesain untuk mampu menggapai serta memindahkan suatu objek ke tempat yang lebih tinggi.

“Mengikuti aturan perlombaan, robot tersebut menggunakan perangkat lunak SnapCad untuk menggerakkan lengan robot yang dilengkapi dengan penjepit yang bisa mengambil serta memindahkan objek. Robot juga dilengkapi roda karet sehingga mampu bergerak ke segala arah,” jelas Dadang.

Mobile Robot CAD Challenge merupakan cabang lomba yang mengharuskan peserta mendesain robot seluler virtual dengan mengikuti spesifikasi yang diberikan menggunakan perangkat lunak SnapCAD. Untuk menyelesaikan tantangan, peserta harus menyerahkan dokumen perangkat lunak Computer-Aided Design (CAD) kepada penyelenggara sebelum batas waktu berakhir, lalu mempresentasikan Robot Seluler CAD yang dibuat.

Sedangkan dalam cabang lomba STEM-Robotics Pitch Challenge, Jowie Jonathan Bobo, peserta didik jenjang SMA, mengambil tema “Application of Robotics Invention for Smart Community”. Dalam kategori ini, peserta diminta untuk mempresentasikan ide dalam bentuk pidato singkat terkait dengan peran robot dalam membantu kehidupan.

“Ide Bobo adalah mengkombinasikan Robot Pepper dengan G-Nose dalam rangka mengurangi resiko para petugas kesehatan dari Covid-19. Alat G-Nose dimodifikasi sehingga bisa dipasang pada robot yang selanjutnya bertugas untuk mengambil sampel nafas sekaligus melakukan pengujian. Dengan robot tersebut, petugas tidak perlu berinteraksi dengan orang untuk proses pengujian,” jelas Dadang.

Sementara itu, Virtual Robot Programming Challenge merupakan salah satu cabang lomba dengan tantangan setiap peserta harus menyelesaikan misi di taman bermain virtual dengan memprogram robot menggunakan program blok berbasis web (disk transport) kemudian hasil tugasnya dikirimkan kepada panitia berupa vr block file dan flowchart/ pseudo code ke penyelenggara.

Adapun 25 negara yang berkompetisi dalam ajang ini, yaitu: Australia, Bangladesh, Bulgaria, Malaysia, India, Guinea, Nigeria, Rusia, Kazakhstan, Perancis, Nigeria, Libya, Singapura, Lesotho, Meksiko, Tanzania, Afrika Selatan, Swedia, Taiwan, Uganda, Palestina, Uni Emirat Arab, Venezuela, Sudan, dan Indonesia.sinpo

Komentar: