Pengalaman Tangani Pandemi, Pemerintah Diminta DPD Libatkan Mantan Menkes Siti Fadillah

Oleh: Agam
Rabu, 21 Juli 2021 | 13:47 WIB
Mantan Menkes, Siti Fadillah Supari/Net
Mantan Menkes, Siti Fadillah Supari/Net

SinPo.id - Pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia membuat semua pihak prihatin. Hingga Senin (18/7), jumlah kasus pasien terinfeksi yang meninggal dunia telah mencapai angka 74,920 orang dari total kasus sebanyak 2,91 juta.

Situasi ini memburuk dikarenakan hadirnya dominasi  varian baru dari Covid-19 yang bernama varian delta, dimana infeksi dapat menyebar dengan sangat cepat hanya dalam waktu 15 detik melalui jalur udara (airborne).

Dan ini terjadi bukan hanya di Indonesia, tetapi juga seluruh dunia, termasuk negara tetangga kita Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Australia, India dan Inggris.

Menyikapi situasi ini, melalui keterangan resminya Rabu (21/7), Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin memberikan tanggapan.

"Kita apresiasi langkah pemerintah dalam menerapkan pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin oleh Menko Luhut B Panjaitan bersama Menko Airlangga Hartarto yang berakhir Selasa (20/7) dan kemudian dilanjutkan hingga tanggal 25 nanti. Ini merupakan langkah tepat dalam menurunkan penularan Covid-19 dan mengurangi kebutuhan masyarakat untuk pengobatan di Rumah Sakit yang telah over kapasitas", ujarnya.

Hanya saja tambah Sultan, dengan situasi yang penuh dengan ketidakpastian atas serangan pandemi ini, pemerintah butuh dukungan sekaligus harus melibatkan banyak pihak lainnya yang berkompeten menghadapi pandemi dalam menentukan langkah serta skema kebijakan yang akan diambil dalam waktu jangka panjang kedepan.

"Kita tidak pernah tahu kapan pandemi ini berakhir. Maka kita butuh kesiapan dalam menghadapi bagaimanapun situasinya kedepan. Baik dalam penanganan maupun pencegahan terhadap setiap kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Dan harus melibatkan orang-orang khusus yang memiliki rekam jejak dalam menghadapi pandemi, tegasnya.

Menurutnya, mantan Menteri Kesehatan di era SBY, Siti Fadilah Supari adalah salah satu orang yang tepat untuk dilibatkan pemerintah dalam memberikan wawasan, pertimbangan, bahkan susunan strategi kebijakan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang melawan virus corona.

"Saya meminta kepada Bapak Presiden RI untuk memanggil ibu Siti Fadilah Supari ke Istana dan sekaligus pemerintah untuk dapat memberikan ruang keterlibatan secara formal (kewenangan khusus) dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia", tandasnya.

Sebab, menurut Senator muda asal Bengkulu tersebut, dalam menghadapi pandemi sekarang, kita butuh sosok orang yang memiliki pengalaman secara nyata.

"Kita semua tahu presiden dan seluruh jajaran sudah berusaha maksimal melakukan yang terbaik untuk rakyat dalam menghadapi pandemi ini tapi situasi sekarang memang darurat dan ibarat sebuah perang. Menurut saya presiden perlu banyak masukan, nasehat dan pertimbangan sebagai  penguatan keyakinan dalam mengambil setiap keputusan. Presiden perlu kekuatan penuh dalam berperang melawan pandemic Covid-19 ini, saat yang tepat presiden melibatkan sebanyak mungkin orang orang yang berkompeten dalam bidangnya, bukan hanya dr siti fadilah supari tapi sosok seperti dokter terawan( mantan menkes) dan tentu masih banyak ahli ahli berpengalaman lain....

Sebagai informasi bahwa Selain pernah menjabat sebagai menteri, juga sebagai staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Siti merupakan ahli jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita selama 25 tahun.Pada tahun 2007, dia menulis buku berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung konspirasi Amerika Serikat dan organisasi WHO dalam mengembangkan senjata biologis dengan menggunakan virus flu burung. Buku ini menuai protes dari petinggi WHO dan Amerika Serikat.

Pada 1987, Siti menerima The Best Investigator Award Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Best Young Investigator Award dalam Kongres Kardiologi di Manila, Filipina (1988).Dia menerima The Best Investigator Award Konferensi Ilmiah tentang Omega 3 di Texas Amerika Serikat (1994) dan Anthony Mason Award dari Universitas South Wales (1997). Dia juga menerima beberapa penghargaan dari Amerika dan Australia.

"Kebijakan kedepan tidak boleh bersifat trial dan error, ketika hadir masalah kita kalang kabut dalam menghadapinya. Jadi segera harus dirumuskan dengan pendekatan yang berasal dari kacamata ilmu pengetahuan dengan melibatkan orang yang berpengalaman secara komprehensif dalam dunia epidemiologi. Dan beliau memiliki semuanya untuk berperan besar membantu pemerintah menanggulangi Covid-19", pinta Sultan.

"Ibu Siti adalah aset bangsa ini. Apalagi dalam menghadapi pandemi. Beliau adalah seorang ilmuwan dan kaya pengalaman di birokrasi sebagai menteri di pemerintahan. Selain itu, beliau telah menerbitkan 150 karya ilmiah yang dipublikasi dalam jurnal nasional maupun internasional", tutur Sultan yang juga mantan Wakil Gubernur Bengkulu ini.

Adapun eks Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari adalah aktor utama yang berperan dalam mengatasi dua pandemi flu di Indonesia waktu lalu.

"Kita menginginkan kebijakan ke depan dapat menyeimbangkan tantangan dimana satu sisi tetap mengedepankan upaya ketahanan ekonomi nasional tetap berjalan tapi tanpa meninggalkan penyediaan public health services ditengah wabah. Dan saya presiden pemerintah dapat mewujudkannya dengan melibatkan sosok sosok berpengalaman seperti dr siti fadilah supari dan yang lain, tutup Sultan.sinpo

Komentar: