Geger #BKNsarangMaling, Bukti Kecurangan SKD CPNS Buol Sengaja Dihapus Oknum?

Laporan: Samsudin
Minggu, 31 Oktober 2021 | 15:37 WIB
Ruang Ujian Tes SKD CPNS di Kendari/Dok/Kendariinfo
Ruang Ujian Tes SKD CPNS di Kendari/Dok/Kendariinfo

SinPo.id - Tagar #BKNsarangMaling memuncaki trending media sosial, Twitter pada Minggu (31/10). Diduga, tagar tersebut buntut adanya indikasi kecurangan SKD CPNS 2021 di Buol, beberapa waktu lalu.

Dugaan kecurangan ramai dibahas hingga memunculkan tagar #BKNsarangMALING pertama kali diungkap salah seorang warganet dengan akun @txtdrdgmbk pada Sabtu malam, (30/10) melalui sebuah thread panjang.

“Bismillahirrahmanirrahim. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. #BKNsarangMALING,”tulis akun tersebut mengawali, seperti dikutip SinPo.id, Minggu (31/10).

Dalam pernyataannya, akun tersebut membeberkan bahwa ada kecurangan dalam proses seleksi ASN 2021, di mana ia menuding jika BKN telah menerima suap dari para peserta.

"Ada putaran uang haram Triliyunan rupiah di @BKNgoid cc: @KPK_RI @CCICPolri #BKNsarangMALING," ungkap akun @txtdrdgmbk.

Akun tersebut juga menyayangkan jika 2,5 juta peserta seleksi ASN harus bersaing secara tak sehat dengan cara suap, di mana yang diterima pemerintah hanyalah 10 persennya, yakni 250 ribu orang saja.

Dari 250 ribu tersebut, kata @txtdrdgmbk, ada 50 ribu kursi yang diperdagangkan secara ilegal oleh pihak BKN.

“Maling di @BKNgoid minimal berani jual kursi ASN secara ilegal 25% dari lowongan yg tersedia. Tahun 2021 berpotensial ada 50.000 ASN baru yg lolos ujian karena menyuap orang dalam di @BKNgoid. 50.000 ASN baru bermental penyuap. #BKNsarangMALING,” cuitnya.

“Lo pada sadar gak? Kalo 50.000 ASN sekarang yg nyogok ke @BKNgoid  nanti tahun 2045 mereka jadi apa? 2045 ASN yg sekarang baru masuk minimal udah jadi pejabat Eselon. Kalo gitu mimpi aja nih republik di 2045 jadi negara maju. #BKNsarangMALING,” cicitnya kemudian.

Cuitan utas tersebut mendapat ribuan tanggapan dari para warganet hingga tagar 'BKN Sarang Maling' trending. Banyak yang turut mengecam keras dan mengaku resah atas isu kecurangan dalam proses seleksi ASN tersebut.

"Ini meresahkan banget. Seleksi yang harusnya transparan, bersih malah jadi tempat jual beli jabatan gini. Mba nana dan tim, help us. #BKNsarangMaling @MataNajwa @narasitv," ujar akun @babymonstress.

"Belajar 24 jam kalah sama yang punya remote access, ngeri ngeri," imbuh akun @Vitamomrafan.***

Tanggapan BKN

Menanggapi berita terkait kecurangan tersebut, Badan Kepegawaian Negara (BKN) akhirnya buka suara. Pihaknya mengatakan kepada masyarakat supaya jangan mudah percaya dengan informasi yang tidak terbukti.

“Yuk, mulai biasakan menyampaikan informasi hanya yang valid, bukan hoax, atau sekedar membuat gaduh tanpa bukti,” tulis akun BKN dalam laman resminya, Minggu, (31/10).

Cuitan tersebut mengundang beragam respon dari netizen. Netizen meminta agar BKN segera membuktikan apabila tuduhan tersebut memang salah. “Ya bantu min untuk membuka kebenaran, jangan nyeplos fitnah atau hoax. Bantu cari dong, buktikan kalau pihak BKN tidak curang,” tulis akun @feb_ri_lilly.

Kronologi Indikasi Kecurangan Tes SKD CPNS di Buol

Sebelumnya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo mengungkap kronologi kecurangan seleksi kompetensi dasar (SKD) CPNS di titik lokasi mandiri Pemerintah Kabupaten Buol Sulawesi Tengah.

Tjahjo mengatakan, hasil bukti rekaman kamera pengawas (CCTV) yang memperlihatkan terjadinya kecurangan sengaja dihapus oleh oknum.

"Cara kerja kecurangannya dengan menginstall software remote akses sehingga PC yang digunakan peserta bisa diakses dari luar lokasi ujian. Software ini dipasang/diinstall oleh Kepala BKPSDM bersama dua orang lainnya pada malam hari," kata Tjahjo melalui keterangan tertulisnya, Selasa (26/10), dikutip dari Republika.

Tjahjo menyebut, hasil bukti rekaman kamera pengawas (CCTV) yang memperlihatkan kegiatan kecurangan itu sengaja dihapus oleh oknum. Namun, bisa direcovery oleh tim Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Tjahjo mengatakan, kecurigaan pengawas di lokasi SKD diawali saat PC salah satu peserta terjadi blue screen. Saat pengawas meminta peserta pindah duduk, namun yang bersangkutan tidak mau pindah dari PC tersebut, yang ternyata telah dipasang software remote akses.

"Posisi duduk di komputer ini sudah diatur atau diarahkan sebelumnya oleh Panitia Lokal (terlihat hasil rekaman CCTV)," ujar Tjahjo.

"Karena ada dugaan tidak dilakukan oleh satu orang tetapi dalam bentuk tim yang bertugas membantu menjawab soal-soal ujian. Dengan beberapa alat bukti, hasil CCTV, hasil audit forensik dari sistem CAT dan interview dengan petugas di lapangan memperlihatkan kecurangan tersebut," ujarnya.

sinpo

Komentar: