Petaka Musik, Taliban Serang Acara Pernikahan Hingga Tewaskan Tiga Orang

Laporan: Samsudin
Kamis, 04 November 2021 | 09:17 WIB
Ilustrasi Taliban/Net
Ilustrasi Taliban/Net

SinPo.id -  Kebahagiaan keluarga mempelai saat menggelar acara pernikahan di desa Shamspur Mar Ghundi Nangarhar, Afghanistan timur seketika berubah jadi petaka.

Pasalnya, sejumlah orang bersenjata yang diduga pejuang Taliban yang meminta iringan music dihentikan tiba-tiba memberondongkan peluru ke arah sejumlah orang. Akibatnya, tiga orang di lokasi pernikahan itu dikabarkan tewas, kata pemerintah setempat dilansir dari Arab News, (4/11).

Juru bicara pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan dua dari tiga penyerang acara pernikahan itu telah ditangkap. Namun ia membantah mereka bertindak atas nama gerakan Islam.

"Tadi malam, di pernikahan Hajji Malang Jan di desa Shamspur Mar Ghundi Nangarhar, tiga orang yang memperkenalkan diri sebagai Taliban, memasuki acara dan menuntut agar musik dihentikan," katanya.

"Akibat penembakan itu, setidaknya tiga orang tewas dan beberapa lainnya terluka. Dua tersangka telah ditahan oleh Taliban sehubungan dengan insiden itu dan satu orang yang melarikan diri masih dalam pengejaran”.

"Para pelaku insiden yang tertangkap, menggunakan nama Imarah Islam dan mereka telah diserahkan untuk menghadapi hukum Syariah."

Qazi Mullah Adel, juru bicara gubernur Taliban di provinsi Nangarhar, membenarkan insiden itu tetapi tidak memberikan rincian.

Sementara itu, seorang kerabat korban mengatakan para pejuang Taliban melepaskan tembakan saat musik sedang dimainkan.

“Para pemuda itu memainkan musik di ruang terpisah dan tiga pejuang Taliban datang dan menembaki mereka. Dua dari korban mengalami luka cukup para,” kata salah seorang saksi mata kepada wartawan.

“Di jajaran Imarah Islam tidak ada yang memiliki hak untuk menjauhkan siapa pun dari musik atau apa pun, hanya untuk mencoba membujuk mereka. Itu jalan utama,” kata Mujahid dalam jumpa pers sebelumnya.

"Jika ada yang membunuh seseorang sendirian, bahkan jika mereka adalah personel kami, itu adalah kejahatan dan kami akan membawa mereka ke pengadilan dan mereka akan menghadapi hukum."

Pemerintah Taliban sebelumnya antara tahun 1996 dan 2001 memberlakukan interpretasi yang sangat ketat terhadap hukum Islam dan hukuman publik yang keras.

Tapi, sejak kembali berkuasa pada pertengahan Agustus setelah menggulingkan pemerintah yang didukung AS, Taliban - mencari pengakuan internasional dan mengakhiri sanksi larangan musik dengan mencoba untuk menunjukkan wajah yang lebih moderat.sinpo

Komentar: