Setujui Jenderal Andika Sebagai Panglima TNI, Begini Harapan Komisi I DPR

Laporan: Ari Harahap
Sabtu, 06 November 2021 | 14:37 WIB
DPR setujui pengangkatan Jenderal Andika/Ist
DPR setujui pengangkatan Jenderal Andika/Ist

SinPo.id - Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari meyakini calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mampu membawa TNI menjadi institusi yang lebih profesional. Meskipun, rentang masa jabatan Panglima TNI yang baru cukup singkat, hanya selama 13 bulan, sebelum memasuki masa pensiun.

“Saya yakin Pak Andika dalam masa yang 1 tahun 1 bulan ini dia akan mampu untuk membawa TNI menjadi lebih profesional," ujar Kharis kepada awak media, di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Sabtu (6/11).

Kharis meminta agar Panglima TNI ke depan dapat menjaga kedaulatan negara, baik yang bersifat Operasi Militer atau Operasi Militer Selain Perang (OMSP) seperti penanganan pandemi Covid-19.

“PR yang pertama menyangkut profesionalitas. Kedua, tingkat kesejahteraan prajurit. Ketiga, juga saya kira modernisasi alutsista juga sangat diperlukan. Di samping juga perlunya peningkatan untuk kerja sama dengan militer-militer negara lain dalam rangka meningkatkan skill, wawasan dan juga persahabatan dengan negara lain," pesan Kharis.

Anggota Komisi I lainnya, Hasbi Ansory juga menegaskan Andika Perkasa, akan menyelesaikan persoalan Papua secara humanis, tidak dengan pendekatan militer.

“Gebrakan baru ini cukup bagus. Pendekatan humanis bisa saja aparat intelijen mendekati semua kelompok-kelompok, tidak asal main tangkap. Ini cukup bagus pendekatannya,” ujar Hasbi.

Sementara itu, Effendi Simbolon menegaskan bahwa prajurit TNI dari segala matra angkatan tidak boleh berpolitik praktis. Hal itu ia sampaikan kepada awak media usai uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

"TNI tidak boleh berpolitik praktis, siapapun. Itu juga bagian yang kita minta komitmen nanti," kata Effendi.

Meski tidak boleh berpolitik, Effendi menegaskan TNI tetap digerakkan oleh politik. Yang dimaksud politik tersebut adalah kebijakan eksekutif dan legislatif.

"Tidak boleh berpolitik praktis, tetapi mereka digerakkan oleh politik negara, yaitu oleh kebijakan pemerintah dan DPR RI," terang Effendi.

Lebih lanjut ia juga mengapresiasi calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang dinilai punya komitmen menjaga TNI dari politik praktis. Selain itu Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini juga menyampaikan harapannya terhadap TNI agar nantinya menjadi institusi pertahanan negara yang modern. Alutsista TNI juga harus di-update mengikuti perkembangan zaman.

"TNI biarlah menjadi TNI, biarlah menjadi lembaga atau institusi pertahanan negara yang menjadi andalan kita semua, dan biarlah TNI menjadi modern. Modern di kemampuan, baik alutsista, termasuk juga meningkat dalam kesejahteraan prajurit dan keluarganya. Itu paling penting," imbuhnya.

Sebelumnya, Komisi I DPR RI menyetujui pengangkatan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI setelah dilakukan uji kepatutan dan kelayakan calon Panglima TNI.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid saat mengakhiri fit and proper test di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Sabtu (6/11).

"Memberikan persetujuan terhadap pengangkatan calon Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, SE, MA, MSc sebagai panglima TNI," kata Meutya Hafid.

Uji kepatutan dan kelayakan calon Panglima TNI ini digelar kurang lebih sekitar 3 jam dengan banyak pandangan dan pertimbangan dari seluruh fraksi yang ada di Komisi I DPR.

Meutya menuturkan, rapat internal Komisi I DPR juga menyetujui pemberhentian dengan hormat Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI, serta memberikan apresiasi atas dedikasinya. Meutya mengatakan selanjutnya Komisi I akan bersurat kepada Pimpinan DPR agar keputusan itu dapat disahkan pada rapat paripurna.

"Dengan demikian komisi I akan berproses kepada pimpinan untuk dibawa kepada rapat paripurna," tutup Meutya.

Seperti diketahui, Jenderal Andika saat jalani fit and proper tes mengusung visi "TNI Adalah Kita". Ia mengatakan, dengan visi tersebut, ia ingin agar TNI dipandang sebagai bagian dari masyarakat Indonesia maupun internasional.

"Jadi kalau berangkat dari vision statement, Ibu, saya memilih 'TNI Adalah Kita'. Memang sangat singkat sekali, tetapi justru di sini saya ingin masyarakat Indonesia, masyarakat internasional untuk melihat TNI ini sebagai kita, atau bagian dari mereka," ujar Andika.sinpo

Komentar: