Diduga Dibunuh, Mayat Aktifis HAM Afghanistan Ditemukan Di Rumah Kosong

Laporan: Samsudin
Minggu, 07 November 2021 | 09:31 WIB
Ilustrasi. Dua gadis remaja Afghanistan berjalan kaki menuju sekolah/AFP
Ilustrasi. Dua gadis remaja Afghanistan berjalan kaki menuju sekolah/AFP

SinPo.id - Penemuan empat mayat wanita di sebuah rumah kosong di kota utara, Afghanistan, Mazar-i-Sharif cukup mengagetkan. Pasalnya, salah satu di antara mayat itu adalah seorang aktivis HAM yang juga dosen di negara tersebut.

Juru bicara kementerian dalam negeri pemerintah Taliban, Qari Sayed Khosti, mengatakan, keempat mayat itu ditemukan pada Sabtu (6/11) di sebuah rumah. Dari sumber-sumber lokal, katanya, setidaknya satu korban teridentifikasi sebagai aktivis HAM.

Dia menambahkan bahwa dua tersangka telah ditangkap atas pembunuhan tersebut. “Orang-orang yang ditangkap telah mengakui dalam interogasi awal bahwa para wanita diundang ke rumah oleh mereka. Penyelidikan lebih lanjut sedang berlangsung dan kasusnya telah dirujuk ke pengadilan,”tambah Khosti.

Dia tidak mengidentifikasi wanita bernasib buruk itu, tetapi AFP, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di kota itu, melaporkan bahwa salah satu yang tewas adalah Frozan Safi, seorang aktivis hak-hak perempuan dan seorang dosen universitas.

Sumber lebih lanjut mengatakan mereka telah mendengar para wanita menerima telepon yang mereka pikir adalah ajakan untuk eskodus. Sesaat kemudian, mereka dijemput oleh sebuah kendaraan. Sejak saat itu, mereka malah ditemukan tewas.

Salah satu sumber mengatakan tiga minggu sebelumnya dia sendiri menerima telepon dari seseorang yang berpura-pura menawarkan bantuan dalam usahanya untuk melarikan diri dari Afghanistan dan mencari suaka di luar negeri.

"Dia tahu semua informasi tentang saya, meminta saya untuk mengirimkan dokumen saya, ingin saya mengisi kuesioner, berpura-pura menjadi pejabat kantor saya yang bertugas memberikan info ke AS untuk evakuasi saya," katanya lebih lanjut, menambahkan bahwa dia memblokir penelepon setelah dirinya merasa curiga. Namun si narasumber mengaku hidup dibawah ketakutan sejak saat itu.sinpo

Komentar: