Selamatkan Garuda Indonesia, Erick Thohir Sebut Dua Opsi Pendanaan

Laporan: Azhar Ferdian
Selasa, 16 November 2021 | 00:47 WIB
Garuda Indonesia/Net
Garuda Indonesia/Net

SinPo.id - Menteri BUMN Erick Thohir memberikan lampu hijau soal rencana penyuntikan dana segar kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Meski begitu saat ini belum diputuskan skema pendanaan baru bagi Garuda Indonesia.

Erick Thohir menyebut, upaya proteksi atau perlindungan terhadap bisnis emiten dengan kode saham GIAA itu akan didiskusikan pihak terkait. Meski begitu, dia memastikan pendanaan baru bagi Garuda Indonesia itu bukan bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Ada dua opsi pendanaan yang disebutkan Erick, pertama pembiayaan berasal dari BUMN lain yang cash flow tercatat stabil. Kedua, kemungkinan dibukanya investor baru.

"Ini saya mau duduk, ini konteksnya apa, misalnya BUMN yang menyuntik dengan cash flow atau kembali mengundang lagi secara pasar. Ini konteks yang sedang kita lakukan, yang pasti perbaikan Garuda Indonesia harus dijalankan hari ini," ungkap Erick, Selasa (15/11).

Erick sendiri enggan merinci lebih jauh dua opsi pendanaan tersebut. Namun, dari pernyataan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, pemegang saham meminta pendapat legislator apakah memungkinkan saham saham Garuda diberikan kepada investor baru. Artinya, ada pengurangan saham negara (dilusi).

Saat ini, saham negara mencapai 60,5 persen, Trans Airways sebanyak 28,2 persen, sisanya milik publik sebesar 11,1 persen. mengakui, bila opsi dilusi ditempuh, maka pemerintah tak lagi menjadi pemegang saham mayoritas.

"Bahkan mungkin pemerintah menjadi tidak mayoritas lagi, jadi kami mohon dukungan dari bapak, ibu sekalian," katanya.

Menurutnya, pengurangan saham pemerintah di Garuda Indonesia untuk mengurangi utang emiten penerbangan plat merah yang mencapai USD9,8 miliar atau setara Rp139 triliun.

"Hari ini kita masuk dulu restrukturisasi Garuda, dimana, kita harus negosiasi sewa yang ada kasus korupsinya dan ada kemahalannya sampai 28 persen dibandingkan negara lain," katanya.

"Kita jalan ke situ dulu, bukan pilihan yang muda. Setelah ini restrukturisasi, bisnis modelnya kita harus fokus dalam negeri untuk beberapa tahun kedepan untuk menyehatkan keuangan Garuda," tambahnya.sinpo

Komentar: