Taliban ?Haramkan? Perempuan Bepergian Jarak Jauh Tanpa Ditemani Kerabat Pria

Laporan: Samsudin
Senin, 27 Desember 2021 | 11:40 WIB
Taliban keluarkan aturan baru soal larangan perempuan bepergian tanpa ditemani kerabat terdekat/AFP
Taliban keluarkan aturan baru soal larangan perempuan bepergian tanpa ditemani kerabat terdekat/AFP

SinPo.id - Otoritas Taliban Afghanistan mengeluarkan aturan baru bagi kalangan perempuan. Dikatakan bahwa perempuan yang ingin melakukan perjalanan jarak jauh, lebih dari 72 km, tidak boleh menggunakan transportasi darat, kecuali ditemani oleh kerabat dekat pria.

Melansir Al Jazeera, Senin (27/12), pedoman itu dikeluarkan pada Minggu (26/12/2021) oleh Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.

Taliban juga meminta pemilik kendaraan untuk menolak memberikan tumpangan kepada wanita yang tidak mengenakan jilbab. Kebijakan ini menuai kecaman publik.

"Wanita yang bepergian lebih dari 72 km (45 mil) tidak boleh ditawari tumpangan jika mereka tidak ditemani oleh anggota keluarga dekat," kata juru bicara kementerian Sadeq Akif Muhajir.

Pedoman baru, yang beredar di jejaring media sosial, juga meminta orang-orang untuk berhenti memutar musik di kendaraan mereka.

Beberapa pekan lalu, kementerian meminta saluran televisi Afghanistan untuk berhenti menayangkan drama dan sinetron yang menampilkan aktor wanita. Ia juga meminta jurnalis TV perempuan untuk mengenakan jilbab saat melakukan siaran.

'Menjadikan wanita tahanan'

Human Rights Watch mengecam pedoman itu.

“Orde baru ini pada dasarnya bergerak … lebih jauh ke arah membuat tahanan perempuan,” tutur direktur asosiasi hak-hak perempuan, Heather Barr melansir kantor berita AFP.

Ia mengatakan, kebijakan itu menutup peluang bagi wanita untuk dapat bergerak dengan bebas, bepergian ke kota lain, melakukan bisnis, atau dapat melarikan diri jika mereka menghadapi kekerasan di rumah.

Awal bulan ini, Taliban mengeluarkan dekrit atas nama pemimpin tertinggi mereka yang menginstruksikan pemerintah untuk menegakkan hak-hak perempuan, tetapi tidak menyebutkan akses anak perempuan ke pendidikan.

Pada Minggu, Menteri Pendidikan Tinggi Afghanistan Abdul Baqi Haqqani mengatakan pihak berwenang sedang membahas masalah ini.

“Imarah Islam tidak menentang pendidikan perempuan tetapi menentang pendidikan bersama,” kata Haqqani kepada wartawan.

“Kami sedang bekerja untuk membangun lingkungan Islami di mana perempuan bisa belajar … mungkin perlu waktu,” katanya, tanpa merinci kapan anak perempuan bisa kembali ke sekolah dan kelas universitas di seluruh negeri.

Hak-hak perempuan sangat dibatasi selama masa kekuasaan Taliban sebelumnya pada 1990-an. Mereka dipaksa memakai burqa, mereka hanya diperbolehkan keluar rumah dengan pendamping laki-laki dan dilarang bekerja dan mendapatkan pendidikan.sinpo

Komentar: