Omicron Menyebar Lebih Cepat, Kemenkes Imbau Minimalisir Mobilitas Antar-daerah

Laporan: Samsudin
Jumat, 31 Desember 2021 | 08:30 WIB
Ilustrasi. Kemenkes imbau warga setop perjalanan luar negeri/net
Ilustrasi. Kemenkes imbau warga setop perjalanan luar negeri/net

SinPo.id - Jumlah kasus terkonfirmasi positif Omicron di Indonesia terus bertambah. Kini Omicron bukan lagi imported case, tetapi sudah terjadi transmisi lokal dengan kasus pertama ditemukan di Jakarta pada 26 Desember lalu.

Untuk itu, menjelang tahun baru 2022, masyarakat diminta untuk membatasi mobilitas antar daerah.

Pasalnya, Omicron memiliki daya tular yang sangat cepat dibandingkan varian yang ada, sehingga upaya pencegahan juga harus dilakukan sedini mungkin agar tidak makin meluas.

Seiring dengan adanya temuan ini, kewaspadaan bersama harus terus ditingkatkan guna menekan meluasnya Omicron hingga level komunitas.

Pemerintah juga mengimbau masyarakat tidak melakukan perjalanan luar negeri untuk mencegah penularan virus COVID-19 varian Omicron. Pasalnya kasus Omicron yang saat ini ada di Indonesia kebanyakan berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.

Dalam waktu dua minggu (26 Desember 2021), 46 kasus Omicron terdeteksi di Indonesia. 15 orang di antaranya (32,6%) merupakan pelaku perjalanan dari Turki.

Ada pula kasus konfirmasi Omicron yang berasal dari pelaku perjalan luar negeri dari Inggris, UEA, Arab Saudi, Jepang, Malaysia, Malawi, Republik Kongo, Spanyol, USA, Kenya, Korea, Mesir, dan Nigeria.

Sebanyak 74% kasus Omicron sudah divaksin lengkap, 80% tanpa gejala atau bergejala ringan, dan 96% kasus adalah WNI.

Sementara itu, hingga 29 Desember 2021 ada penambahan kasus konfirmasi Omicron sebanyak 21 kasus yang merupakan pelaku perjalanan luar negeri. Sehingga total kasus Omicron sebanyak 68 orang.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmidzi mengatakan pihaknya mengingatkan kembali untuk menunda perjalanan ke luar negeri bagi para WNI karena resiko penularan yang besar.

Apabila sedang berada di luar negeri tetap jalankan protokol kesehatan. dr. Nadia juga mengingatkan bahwa kasus Omicron telah terjadi transmisi lokal di Indonesia. Masyarakat diminta waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan.

“Perlu menjadi perhatian bahwa kita juga sudah mengidentifikasi kasus transmisi lokal, artinya risiko penularan di masyarakat juga sudah ada,”katanya.

Data WHO dari penghitungan prediksi peningkatan kasus akibat Omicron dibandingkan dengan Delta dan dengan mempertimbangkan tingkat penularan dan risiko keparahan, maka didapati hasil bahwa kemungkinan akan terjadi peningkatan penambahan kasus yang cepat akibat Omicron.

Akan tetapi diiringi dengan tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit atau ICU yang lebih rendah dibandingkan dengan periode Delta.

Artinya varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi tapi dengan risiko sakit berat yang rendah. Walaupun begitu, masyarakat tetap harus waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat.

“Oleh karena itu upaya pencegahan dan pengendalian, serta upaya mitigasi lainnya harus tetap berjalan,” katanya.sinpo

Komentar: