Waspada Potensi Gempa Selat Sunda Magnitudo 8.7, Ini Penjelasan BMKG

Laporan: Khaerul Anam
Minggu, 16 Januari 2022 | 16:43 WIB
Waspada gempa 8,7 Magnitudo/Net
Waspada gempa 8,7 Magnitudo/Net

SinPo.id - Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi aktivitas gempa susulan (aftershock). hingga Sabtu, 15 Januari 2022 setelah gempa pertama yang mengguncang Banten 6,9 magnitudo.

Gempa susulan terjadi sebanyak 32 kali, dengan magnitudo terbesar 5,7 dan magnitudo terkecil adalah 2,5. Menurutnya, gempa Ujung Kulon kemarin bukan ancaman sesungguhnya. Karena segmen megathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai 8,7.

"Dan ini dapat terjadi sewaktu-waktu, inilah ancaman yang sesungguhnya, kapan saja dapat terjadi," ungkap Daryono dalam keterangnya, Sabtu (15/1).

Hal tersebut dikarenakan Selat Sunda merupakan salah satu zona seismic gap di Indonesia yang selama ratusan tahun belum terjadi gempa besar sehingga patut diwaspadai.

Karena berada di antara dua lokasi gempa besar yang merusak dan memicu tsunami yaitu Gempa Pangandaran magnitudo 7,7 pada tahun 2006 dan Gempa Bengkulu magnitudo 8,5 pada tahun 2007.

Daryono menjelaskan, berdasarkan catatan sejarah gempa dan tsunami. Ada tiga alasan kenapa di wilayah Selat Sunda sering mengalami gempa bumi dan tsunami.

Pertama, tsunami Selat Sunda pada tahun 1722, 1852, dan 1958 disebabkan oleh gempa. Kemudian tsunami tahun 416, 1883, 1928, 2018 berkaitan dengan erupsi Gunung Krakatau dan yang terakhir, tsunami tahun 1851, 1883, dan 1889 dipicu aktivitas longsoran.

Daryono menambahkan, gempa kuat dan tsunami merupakan proses alam yang tidak dapat dihentikan, bahkan memprediksi kapan terjadinya pun juga belum bisa. Namun dalam ketidakpastian kapan terjadinya sejumlah upaya mitigasi konkret dapat dilakukan.

"Seperti membangun bangunan tahan gempa, memodelkan bahaya gempa dan tsunami, kemudian menjadikan model ini sebagai acuan mitigasi, seperti perencanaan wilayah berbasis risiko gempa dan tsunami, menyiapkan jalur evakuasi, memasang rambu evakusi, membangun tempat evakuasi, berlatih evakuasi/drill secara berkala, termasuk edukasi evakuasi mandiri.

Disamping, menurut Daryono, BMKG juga akan terus meningkatkan performa peringatan dini tsunami lebih cepat dan akurat.sinpo

Komentar: