2 Ilmuwan Sebut Letusan Gunung Tonga Setara 1.000 Bom Nuklir Hiroshima

Laporan: Azhar Ferdian
Selasa, 18 Januari 2022 | 02:10 WIB
Gunung Tonga meletus/Net
Gunung Tonga meletus/Net

SinPo.id - Dua ilmuwan Australia mengatakan letusan gunung berapi bawah laut di Tonga setara dengan 1.000 bom nuklir Amerika Serikat (AS) yang menghancurkan Hiroshima, Jepang. 

Erupsi gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada Sabtu malam itu telah memicu tsunami di kawasan Pasifik. Gunung berapi bawah laut itu berjarak sekitar 50 kilometer dari Ibu Kota Tonga, Nuku'alofa. Namun, ibu kota tersebut sempat gelap gulita tertutup abu vulkanik. 

Dua ilmuwan yang menggambarkan efek dahsyat erupsi itu adalah Brian Schmidt; ilmuwan pemenang hadiah Nobel dan wakil rektor Australian National University (ANU), dan Profesor Richard Arculus; pakar ternama di Research School of Earth Sciences di ANU College of Science. Kedua ilmuwan itu menuliskan analisisnya dalam artikel di The Sydney Morning Herald, Senin (17/1). 

Belum ada laporan tentang korban jiwa maupun luka di Tonga akibat erupsi dan tsunami karena jaringan komunikasi di sana masih terputus. Namun, Perdana Menteri Selandia Baru Jacina Ardern yang berhasil melakukan kontak dengan kedutaannya di Tonga menyebut negara Pasifik itu mengalami kerusakan signifikan. 

"Dalam pertama yang unik, seluruh dunia menyaksikan ledakan luar biasa secara real-time dari generasi baru satelit cuaca resolusi tinggi, yang menunjukkan secara rinci kekuatan dan skalanya yang menghancurkan," tulis kedua ilmuwan tersebut dalam artikel mereka. 

Erupsi gunung berapi tersebut menyemburkan awan jamur yang dengan cepat menutupi area erupsi dan kawasan Nuku'alofa. Kecepatan semburan awan jamur itu, menurut kedua ilmuwan, setara dua kali lipat kecepatan suara. 

"Gelombang suara terlihat menyebar ke seluruh Pasifik dengan kecepatan 1.200 kilometer per jam," lanjut kedua ilmuwan tersebut. 

Gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai adalah sisa-sisa bangunan vulkanik yang lebih tua. Pada tahun 2004, kapal penelitian Fasilitas Nasional Kelautan Australia memetakan bagian gunung berapi yang terendam di mana pulau-pulau tersebut merupakan pecahan di atas air. 

Beberapa bagian Tonga mengalami pemadaman listrik, berdampak pada saluran telepon dan layanan Internet. Menurut kedua ilmuwan, ukuran akurat dari total energi letusan Hunga Tonga-Hunga Ha'apai akan muncul ketika data dari banyak sumber dikumpulkan, tetapi sudah jelas bahwa ini adalah letusan yang signifikan. 

"Mungkin tidak sebesar letusan Krakatau tahun 1883 yang terkenal di Indonesia, yang gelombang suaranya secara terukur mengelilingi dunia tujuh kali dengan instrumen hari itu, tetapi mungkin lebih besar daripada gunung berapi mana pun sejak Gunung Pinatubo di Filipina pada tahun 1991," papar kedua ilmuwan. 

Letusan Krakatau sangat merusak sebagian besar karena tsunami yang ditimbulkannya dengan 36.000 orang tewas di pulau Sumatra dan Jawa yang berdekatan dengan Selat Sunda, tempat gunung berapi itu berada.sinpo

Komentar: