PKS: Rencana Penggunaan MyPertamina Sebaiknya Dihentikan

Laporan: Tri Bowo Santoso
Jumat, 08 Juli 2022 | 22:27 WIB
Aplikasi MyPertamina
Aplikasi MyPertamina

SinPo.id - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, meminta Pertamina menghentikan uji coba kewajiban pendaftaran kendaraan bermotor pengguna bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar dan pertalite dengan menggunakan aplikasi MyPertamina.

Menurut Mulyanto, langkah korporasi tersebut dinilainya belum tepat waktu, ribet dan bikin heboh di masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah karena sosialisasinya yang kurang tepat. Masyarakat menganggap bahwa setiap pembelian BBM bersubsidi, harus mendaftar dan menggunakan aplikasi tersebut. Padahal maksudnya tidak seperti itu. 

"Harusnya Pertamina cukup dengan menggunakan diksi sederhana seperti pendataan kendaraan bermotor, bukan dengan kalimat yang serem-serem seperti pendaftaran kendaraan bermotor bagi pengguna BBM bersubsidi," ujar Mulyanto dalam keterangan pers, Jumat (8/7/2022).

"Karena faktualnya Pertamina tidak sedang melakukan pendaftaran untuk kemudian “menseleksi”, mana dari kendaraan bermotor tersebut yang boleh menggunakan BBM bersubsidi dan mana yang tidak boleh," sambung Mulyanto. 

Dengan uji coba ini, katanya lagi, sebenarnya Pertamina hanya melakukan “pendataan” kendaraan bermotor untuk kemudian diberi QR code.  Kelak QR code tersebut akan digunakan sebagai input data dalam pembatasan BBM bersubsidi. 

"Jadi Pertamina sekedar melaksanakan pendataan kendaraan bermotor. Bukan tengah melakukan seleksi mana kendaraan bermotor yang berhak mendapat BBM bersubsidi dan mana yang tidak berhak.  Sebab, kriteria kendaraan yang berhak menerima BBM bersubsidi tersebut belum ditetapkan oleh pemerintah. Masih sedang digodok," tukas Wakil Ketua FPKS DPR RI ini.

Ini sekedar langkah persiapan untuk mempercepat implementasi program pembatasan BBM bersubsidi bila kelak diputuskan Pemerintah.

Karenanya aksi korporasi ini lebih bersifat sukarela (voluntary) ketimbang kewajiban (mandatory) bagi pengguna BBM bersubsidi.

Jadi menurut Mulyanto, kata “pendaftaran” dan “pengguna BBM bersubsidi” ini yang menjadi biang keladi kegaduhan dan memunculkan histeria publik, apalagi bagi mereka yang tidak memiliki akses ke aplikasi MyPertamina.

“Jadi sudahlah, Pertamina tidak usah bikin gaduh," tukas Mulyanto.

Pertamina perlu membangun komunikasi publik yang lebih baik dengan kalimat-kalimat yang sederhana, mudah dimengerti dan adem bagi publik.

"Dari pada ribet, lebih baik pendataan aplikasi MyPertamina ini dibatalkan saja, tunggu sampai revisi Perpres No. 91/2014 terbit," pungkas Mulyanto.
 sinpo

Komentar: