Pengamat: Penembakan Shinzo Abe Harus Jadi Pelajaran Penting Keamanan Pejabat Tinggi di Indonesia

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 09 Juli 2022 | 18:45 WIB
Mantan PM Jepang Shinzo Abe tersungkur usai ditembak saat melakukan kampanye. Foto: AP
Mantan PM Jepang Shinzo Abe tersungkur usai ditembak saat melakukan kampanye. Foto: AP

SinPo.id - Peristiwa penembakan mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menjadi pelajaran penting bagi semua negara, termasuk Indonesia dalam hal pengamanan pejabat tinggi negara.

“Penembakan Shinzo Abe harus jadi pelajaran penting bagi skema pengamanan pejabat tinggi negara, utamanya mantan pemimpin negara,” kata Pengamat Internasioal dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, Sabtu (9/6/2022).

Sebenarnya, kata Umam, kalau di Indonesia  sudah ada aturan tentang pengamanan presiden dan wakil presiden, mantan presiden dan mantan wakil presiden beserta keluarga, yakni pada PP  59/2013.

Dalam PP itu, Umam menjelaskan, seorang pejabat maupun mantan pejabat negara selalu diikuti dengan basis pendukung hingga kubu kontra di masing-masing tokoh.

“Karena itu, skema pengamanan harus mengantisipasi aksi-aksi tak terduga. Termasuk teroris yang sering memanfaatkan celah longgarnya pengamanan,” tutur Direktur Eksekutif Indostrategic ini.

Oleh karena itu, serangan terhadap Abe harus menjadi momentum meningkatkan kesiapsiagaan satuan pengamanan khusus para pemimpin negara.

Terlebih lagi, Indonesia juga pernah mengalami hal serupa yang menimpa mantan Menko Polhukam Wiranto oleh orang tak dikenal beberapa waktu silam.

Shinzo Abe ditembak di alun-alun stasiun Kintetsu Yamato-Saidaiji di Nara, Jepang, Jumat (8/7) waktu setempat. Abe sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif.

Namun pada pukul 17.03 waktu setempat, PM terlama di Jepang ini dinyatakan meninggal dunia setelah berjuang dari masa kritisnya. 
 

 sinpo

Komentar: