PBB Ungkap Ada Dua Negara ASEAN Terancam Bangkrut Seperti Sri Lanka

Laporan: Tri Bowo Santoso
Kamis, 14 Juli 2022 | 02:15 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

SinPo.id - PBB memprediksi ada dua negara di kasawan Asia Tenggara (ASEAN) yang terancam krisis dan nyaris bangkrut, seperti halnya yang dialami Sri Lanka saat ini.

Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan Crisis Response Group PBB dan World Food Programme, dua negara berkembang yang akan menyusul Sri Lanka karena masalah utang dan inflasi, yakni, Myanmar dan Laos.

Myanmar merupakan salah satu negara di kawasan ASEAN yang menyita perhatian negara-negara lain atas berbagai konflik besar yang dialaminya.

Berdasarkan data yang dihimpun dari World Food Programme (WFP), setidaknya sebanyak 13,2 juta orang (atau hampir 25% dari jumlah populasi Myanmar keseluruhan) terancam masalah pangan.

Kondisi ini berawal dari aksi kudeta militer yang terjadi pada Februari lalu, di mana kudeta tersebut berujung pada sanksi dari negara-negara barat, seperti hengkangnya perusahaan-perusahaan besar dari Myanmar.

Selain itu, inflasi di Negeri Seribu Pagoda itu juga terbilang cukup tinggi. Berdasarkan data yang dihimpun dari laman Trading Economics, tingkat inflasi di Myanmar pada Januari 2022 mencapai angka 13,62 persen, dengan rasio utang pada Desember 2020 sebesar 42,40 persen.

Kedua angka tersebut memang terbilang cukup kecil untuk kategori negara berkembang. Akan tetapi, nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Myanmar terus mengalami perlemahan. tercatat nilai PDB Myanmar pada periode Desember 2021 hanya sebesar USD65 triliun.

Ekonomi Myanmar
Data ekonomi Myanmar (Foto : Trading Economics)

Negara selanjutnya yakni Laos. Kondisi perekonomian Laos terus mengalami keterpurukan sejak pandemi Covid-19 melanda. Hal ini bertambah parah ketika konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina terjadi.

Dalam beberapa bulan terakhir, Negara berjuluk Negeri Seribu Gajah ini mengalami lonjakan utang yang tinggi hingga berujung pada restrukturisasi utang. Keadaan tersebut diperparah dengan menipisnya cadangan devisa (cadev) yang dimiliki oleh Laos, di mana cadev yang dimiliki negara tersebut hanya mampu untuk membiayai 2 bulan impor.

Berdasarkan data dari Trading Economics, inflasi yang terjadi di Laos pada Juni 2022 mencapai 23,60 persen Year on Year (YoY), lonjakan inflasi tertinggi kedua jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Selain itu, nilai PDB Laos hanya sebesar USD19 miliar per Desember 2021.

Ekonomi Laos


 

 sinpo

Komentar: