Komisi I DPR RI Dukung Kemkominfo Blokir Pihak yang Belum Daftar PSE Privat Hingga 20 Juli

Laporan: Tri Bowo Santoso
Selasa, 19 Juli 2022 | 10:30 WIB
Anggota Komisi I DPR RI fraksi Golkar Christina Aryani. Foto: Dok. Partai Golkar
Anggota Komisi I DPR RI fraksi Golkar Christina Aryani. Foto: Dok. Partai Golkar

SinPo.id - Komisi I DPR RI mendukung keputusan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memblokir pihak yang belum melakukan pendaftaran PSE atau Penyelenggara Sistem Elektronik pada 20 Juli 2022. 

Anggota Komisi I DPR RI fraksi Golkar Christina Aryani menilai, deadline pendaftaran bagi Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat yang diberikan Kominfo merupakan kewajiban pendaftaran yang harus dilakukan 6 bulan sejak pelaksanaan perizinan berbasis risiko melalui sistem Online Single Submission (OSS).

Hal itu sebenarnya sudah diatur secara jelas dalam Permenkominfo 10/2021 tentang Perubahan atas Permenkominfo 5/2020 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat, yang berdasarkan ketentuan deadlinenya jatuh pada bulan Juli 2022.

Menurut Christina, dengan tenggat waktu 6 bulan tersebut dan proses pendaftaran yang mudah karena melalui online single submission (OSS), maka tidak cukup alasan bagi PSE untuk menunda melakukan pendaftaran.

“Kami mendukung sikap Kominfo yang telah kembali mengingatkan PSE Privat untuk segera melakukan pendaftaran,” ujar Christina dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 19 Juli 2022.

Politisi Partai Golkar ini menegaskan, kewajiban pendaftaran terkait erat dengan upaya Pemerintah memastikan PSE menjalankan kewajiban keamanan informasi dan pelindungan data pribadi pengguna sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, yang menjadi penting untuk melindungi pengguna jasa mereka di Indonesia.

“Kami mengapresiasi Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang sudah mendaftar dan mendorong yang belum agar segera melakukan pendaftaran,” tuturnya.

“Hal ini penting untuk menunjukkan itikad baik PSE yang walaupun didirikan menurut hukum negara lain atau berdomisili tetap di negara lain, tetapi notabene melakukan kegiatan usaha atau memberikan layanan di Indonesia,” pungkas Christina Aryani. 
 sinpo

Komentar: