Diduga Dipaksa Kenakan Jilbab, Setara Sebut Siswi SMA di Yogyakarta Depresi

Laporan: Glen
Minggu, 31 Juli 2022 | 14:47 WIB
Ilustrasi siswi berjilbab (Ist)
Ilustrasi siswi berjilbab (Ist)

SinPo.id - Siswi SMAN 1 Banguntapan Bantul, Yogyakarta diduga dipaksa memakai jilbab. Upaya pemaksaan itu membuat siswi itu mengalami depresi. 

"Tindakan pemaksaan pemakaian jilbab yang diduga dilakukan oleh guru BK," kata Direktur Riset Setara Institute, Halili Hasan, dalam keterangannya Minggu 31 Juli 2022.

Dia menilai upaya pemaksaan pemakaian jilbab itu merupakan bentuk penyelewengan kewenangan yang dimiliki oleh guru-guru bimbingan dan konseling.

"Kepala sekolah dan otoritas pendidikan terkait mesti melakukan pemberian sanksi terukur yang memberikan efek jera," kata dia. 

Menurut dia, stakeholder di sekolah semestinya menjadi aktor kunci dalam proses pendidikan dan pembudayaan di sekolah yang berorientasi pada kepentingan siswa.

Dia mengkhawatirkan pemaksaan memakai jilbab itu melahirkan trauma pada siswa  bertentangan dengan prinsip-prinsip tersebut. Untuk itu, dia mengutuk keras setiap upaya untuk melakukan penyeragaman, termasuk dalam bentuk pemaksaan pemakaian jilbab di sekolah.

"Sebab, hal itu bertentangan dengan kebinekaan Indonesia yang mesti kita junjung, rawat, dan kokohkan," kata dia.

Dia menjelaskan sekolah-sekolah negeri merupakan lembaga pendidikan formal yang dimiliki negara dan dioperasikan memakai anggaran negara secara langsung maupun tidak, baik melalui APBN maupun APBD yang dihimpun dari seluruh warga negara.

Oleh karena itu, kata dia, sekolah negeri semacam SMA Negeri 1 Banguntapan pada level pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikan di dalamnya mesti memperkuat kebhinekaan yang merupakan semboyan negara.

Sehingga, dia menyarankan, Dinas Pendidikan setempat, baik di tingkat Bantul maupun DIY, mesti melakukan evaluasi menyeluruh agar peristiwa tersebut tidak kembali berulang.

"Otoritas pendidikan di DIY secara keseluruhan mesti memastikan agar kelembagaan dan proses pendidikan di DIY menjadi penguat sendi-sendi kebinekaan di Jogja sebagai miniatur Indonesia," tambahnya.sinpo

Komentar: