BBM Naik, Fraksi PKS: Tak Cerminkan Semangat HUT ke-77 Indonesia

Laporan: Tri Setyo Nugroho
Minggu, 04 September 2022 | 07:28 WIB
Ilustrasi SPBU (Ist)
Ilustrasi SPBU (Ist)

SinPo.id - Pemerintah akhirnya resmi menaikkan harga Pertalite dan Pertamax, Sabtu, 3 September 2022 sore. Saat ini Pertalite dijual Rp10.000, dan Pertamax Rp14.500.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi VII DPR RI Diah Nurwitasari menilai pemerintah tak mendengar suara rakyat. Apalagi saat ini masyarakat baru mulai bangkit usai dihantam pandemi Covid-19.

“Innalilahi Wa Inna ilaihi Roojiuun. Pemerintah benar-benar tidak mendengarkan suara rakyat. Pemerintah benar-benar tidak peduli lagi dengan kondisi masyarakat," kata Diah seperti disitat dari laman Parlementaria.

Apa yang dilakukan pemerintah, kata Diah, tak mencerminkan jargon yang dibuatnya sendiri. Seperti diketahui, saat HUT Republik Indonesia ke-77, pemerintah mengelaluarkan jargon 'Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat'.

"Ini sangat bertolak belakang dengan jargon pemerintah ‘Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat’. Ternyata yang dilakukan pemerintah malah menambah beban rakyat,” katanya.

Politisi fraksi PKS ini menambahkan, sebenarnya banyak solusi yang bisa dilakukan pemerintah selain menaikkan harga BBM bersubsidi. PKS sendiri sudah sering memberikan masukan kepada pemerintah, termasuk salah satunya pembatasan.

"Pembatasan di sini maksudnya pengetatan dan pengelompokan kendaraan yang bisa menggunakan BBM bersubsidi,” katanya.

Kenaikan BBM, sambung Diah, akan berdampak besar ke seluruh sektor. Menurutnya, pemerintah hanya mencari jalan cepat, tanpa memperhatikan masyarakat.

“Kami berharap apa yang dilakukan pemerintah ini benar-benar sudah dihitung dengan matang, karena dampak ikutannya sangatlah berat,” tukasnya.sinpo

Komentar: