Harga Minyak Dunia Merosot pada Penutupan Perdagangan Jumat Ini

Laporan: Bayu Primanda
Jumat, 30 September 2022 | 08:02 WIB
Ilustrasi/iStock
Ilustrasi/iStock

SinPo.id -  Harga minyak dunia merosot pada akhir perdagangan Jumat, 30 September 2022 pagi WIB, setelah sempat menyentuh di atas 90 dolar AS per barel dan kemudian turun lagi karena para pedagang menimbang prospek ekonomi yang memburuk terhadap potensi pengurangan produksi OPEC+ minggu depan.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November kehilangan 83 sen atau 0,9 persen, menjadi menetap di 88,49 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Sebelumnya, Brent sempat naik setinggi 90,12 dolar AS selama sesi.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November merosot 92 sen atau 1,1 persen, menjadi ditutup pada 81,23 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Dilansir dari Reuters, Anggota terkemuka Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, telah memulai diskusi tentang pengurangan produksi minyak pada pertemuan berikutnya 5 Oktober.

Salah seorang sumber OPEC mengatakan kepada Reuters bahwa pemotongan produksi masih kemungkinan akan terjadi, lantaran masalah itu sedang dibahas di internal OPEC.

Reuters melaporkan minggu ini bahwa Rusia kemungkinan akan mengusulkan agar OPEC+ mengurangi produksi minyak sekitar 1 juta barel per hari (bph).

"Saat ini, pasar minyak tertatih-tatih antara kehancuran permintaan yang diinduksi Fed dan pasokan minyak yang ketat," kata Ryan Dusek, direktur di Grup Penasihat Risiko Komoditas di Opportunne LLP.

Pasar saham AS juga jatuh di tengah kekhawatiran bahwa perjuangan agresif Federal Reserve melawan inflasi dapat melumpuhkan ekonomi AS, dan karena investor khawatir tentang kekalahan di mata uang global dan pasar surat utang (obligasi).

"Di tengah begitu banyak ketidakpastian, perdagangan maju mundur mungkin biasa terjadi selama minggu depan, kecuali kita mendapatkan kejelasan lebih lanjut dari sumber OPEC+ tentang kemungkinan ukuran penyesuaian dan apa artinya kuota yang terlewatkan sebelumnya," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA.

Pasar juga mereda karena ancaman Badai Ian surut dengan produksi minyak AS diperkirakan akan kembali dalam beberapa hari mendatang, setelah sekitar 158 ribu barel per hari ditutup di Teluk Meksiko pada Rabu, 28 September 2022 berdasarkan data federal.

Di China, musim liburan nasional selama seminggu yang akan datang akan mencapai level terendah dalam beberapa tahun, karena Beijing sedang menerapkan aturan nol-COVID yang membuat orang tetap berada di rumah sementara waktu.

Selain itu, Indeks dolar AS turun lagi pada Kamis, 29 September 2022 jatuh dari poin tertinggi dalam kurun 20 tahun terakhir. 

Dukungan lebih lanjut untuk harga minyak bisa datang dari Amerika Serikat yang mengumumkan sanksi baru terhadap perusahaan-perusahaan yang memfasilitasi penjualan minyak Iran.

"Saya pikir para pedagang hampir menyerah pada kesepakatan nuklir yang telah disepakati dan pengumuman dari AS ini tampaknya merupakan langkah maju atau mundur," kata Erlam.sinpo

Komentar: