KKP Genjot Produktivitas Budidaya Emas Hijau

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 25 Oktober 2022 | 15:49 WIB
Rumput Laut (SinPo.id/Shutterstock)
Rumput Laut (SinPo.id/Shutterstock)

SinPo.id -  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggenjot produktivitas budidaya emas hijau atau rumput laut memiliki potensi pasar yang sangat besar di luar negeri untuk meningkatkan devisa. Rumput laut biasa digunakan sebagai bahan pangan hingga bahan baku pembuatan kosmetik atau pun produk farmasi, termasuk dalam program Ekonomi Biru KKP.

"Rumput laut ini bisa dikatakan emas hijau dari laut. Secara sumber daya kita punya, jangan sampai kita kehilangan kesempatan ini," kata Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Media dan Komunikasi Publik, Doni Ismanto, Selasa 25 Oktober 2022.

Ia menyebut Indonesia saat ini telah menempati posisi kedua sebagai produsen rumput laut terbesar di dunia setelah China, dengan produksi mencapai 9,1 juta ton berdasarkan data tahun 2021, khususnya untuk jenis Euchema Cottoni.

Asisten Deputi Pengembangan Perikanan Budidaya Kemenko Marves Rahmat Mulianda, mengatakan rumput laut juga telah menjadi komoditas penting seiring adanya peralihan pertumbuhan ekonomi dari yang tadinya berbasis daratan ke ekonomi kelautan.

Selain itu rumput laut juga saat ini masuk dalam perdagangan karbon karena kemampuannya dalam menyerap karbondioksida di atmosfer yang menjadi pemicu perubahan iklim.

"Kita ngomongin seaweed tidak hanya sekedar seaweed, tapi lebih luas lagi bagaimana blue economy, blue development, blue carbon itu semua ada di seaweed. Ini menjadi concern kita, ini emasnya, harus kita manfaatkan sebagai sumber penghidupan dan sumber devisa kita," papar Marves.

KKP berharap dengan masuknya komoditas rumput laut dalam program ekonomi biru, kendala-kendala yang dihadapi pelaku usaha dapat segera diurai agar produktivitas dapat lebih ditingkatkan.sinpo

Komentar: