Kongres Kebudayaan Jawa 2022 Digelar di DIY, Usung Tema Kabudayaan Jawa Anjayeng Bawana

Laporan: Sinpo
Rabu, 26 Oktober 2022 | 05:06 WIB
Ilustrasi wayang sebagai kebudayaan Jawa (NU.or.id)
Ilustrasi wayang sebagai kebudayaan Jawa (NU.or.id)

SinPo.id -  Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kongres Kebudayaan Jawa (KKJ) III pada 14-17 November 2022 mendatang. Pertemuan bertema Kabudayaan Jawa Anjayeng Bawana itu akan mengupayakan kesepakatan dalam menjadikan budaya Jawa bisa mendunia. 

"Tiga gubernur terdiri atas Sri Sultan HB X, kemudian Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa akan hadir menjadi pembicara utama dalam kongres," kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, dalam keterangannya.

Dia menjelaskan tema Kabudayaan Jawa Anjayeng Bawana memiliki makna menjadikan kebudayaan Jawa Mendunia melalui berbagai langkah yang akan disepakati dalam kongres. Tema itu menurut dia, sangat logis, karena saat ini sudah ada lima karya berlatar belakang budaya Jawa yang sudah mendunia lewat pengakuan Unesco. Terdiri atas pengakuan atas batik, wayang, keris, gamelan dan cerita panji. Kongres ini akan dihadiri langsung oleh tiga gubernur yaitu DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

Dian mengatakan budaya Jawa menjadi bagian dari kehidupan tidak pernah lekang, tetapi harapannya dapat mengondisikan budaya Jawa mampu memberikan kontribusi peradaban dunia. Oleh karena itu, kongres itu menjadi sebuah gerakan bersama untuk menduniakan budaya Jawa dengan tetap dinamis mengakomodasi perkembangan zaman. Kongres ini substansi pembahasan pada pokok persoalan metode strategi untuk menjawab isu globalisasi karena kondisi budaya Jawa nyaris ada tantangan masalah di semua level. 

"Hasil dari kongres ini kami ingin berbeda bahwa ada hal tidak hanya sekadar rekomendasi. Tetapi ada kesepakatan menjadi rencana yang akan ditindaklanjut masing-masing provinsi. Untuk melihat berapa capaian budaya Jawa masuk ke Anjayeng Bawana tersebut," ujarnya. 

Sementara itu, Kepala Bidang Pemeliharaan Sejarah Bahasa dan Sastra Permuseuman Disbud DIY, Budi Husada menambahkan proses untuk peserta KKJ tidak hanya mengundang tiga provinsi, akan tetapi panitia terbuka untuk semua kepesertaan supaya semua pembicaraan terarah dan terfokus.
Selain itu mengundang diaspora Jawa yang berada di luar negeri untuk hadir, praktisi, akademisi hingga influencer. 

"Karena harapannya ini menjadi gerakan bersama yang fokus pada inovasi untuk menjadikan budaya Jawa lebih mendunia. Peserta sekitar 600 orang," katanya. 

Kongres ini merupakan tindak lanjut dari KKJ II di Surabaya yang menghasilkan Saptagati Budaya Jawa berupa 25 rekomendasi yang harus dilakukan oleh ketiga provinsi. Beberapa di antaranya terkait dengan jati diri nasional bersama kebudayana lokal, kebudayaan Jawa sebagai sendi pembangunan bangsa, penyangga NKRI dan pagu nilai luhur perilaku kepemimpinan nasional. 

“Melalui KKJ III ini harapannya kebudayaan Jawa semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat serta menjadi kekuatan besar yang dikenal berbagai penjuru dari nasional hingga internasional,” ucapnya.sinpo

Komentar: