Mengeluhkan Manajemen PT JakPro

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 05 November 2022 | 06:00 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)

Karangan bunga bertuliskan keluhan agar pejabat gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dan ketua DPRD Prastetyo Edi Marsudi menyelamatkan perusahaan plat merah itu terpajang di balai kota Jakarta.

SinPo.id -  Protes terhadap menejemen PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau JakPro muncul lewat karangan bunga yang ditempatkan di halaman balai kota Jakarta, Selasa awal bulan November 2022 lalu. Karangan bunga bertuliskan keluhan agar pejabat gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dan ketua DPRD Prastetyo Edi Marsudi menyelamatkan perusahaan itu.

“Pak Heru & Pak Pras Kami Butuh Sosok Anda! Kondisi Jakpro Sangat Mengkhawatirkan! TOLONG SELAMATKAN JAKPRO,” tulis dalam salah satu karangan bunga itu.

Tercatat ada tiga karangan bunga ditempatkan di halaman balai kota dengan beragam narasi keluhan terhadap PT JakPro.  Protes lewat karangan bunga itu mendapat respon dari Ketua DPRD DKI Jakarta, Prastetyo Edi Marsudi, yang mengatakan ada persoalan serius di internal perusahaan.

"Kalau saya lihat dari foto yang saya lihat ini persoalan serius. Makanya saya harus tahu dulu memangnya ada apa, ada masalah apa di internal Jakpro," kata Prastetyo.

Prastetyo akan menindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan Pj Gubernur, untuk memastikan setiap BUMD dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

"Nanti akan saya komunikasikan dengan Pj Gubernur. Karena bagaimana pun semua BUMD dan SKPD harus fit mulai saat ini. Mereka harus fokus menuntaskan sesuai penugasan pemerintah," kata Prastetyo menambahkan.

Sedangkan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan tiga karangan bunga misterius terkait adanya dugaan praktek nepotisme PT JakPro. Meski Heru menganggap kiriman karangan bunga di halaman Balai Kota tersebut merupakan hal biasa yang sering terjadi. Namun ia mengaku, akan menindak lanjuti mengenai pesan yang disampaikan yang diduga terkait nepotisme.

"Ya itu biasa, nanti bisa ada tahap-tahapannya kan. Lihat dulu, tidak perlu gegabah, mekanismenya tanya lebih lanjut lagi," kata Heru.

Perusahaan Plat Merah Yang Merugi

Ketua Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (Katar), Sugiyanto menilai karangan bunga hanya sebagai penegasan yang ditujukan ke Pj Gubernur DKI dan Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi terhadap persoalan yang dialami manajemen PT JakPro.  Sugiyanto menuding masalah serius di PT JakPro sudah lama terendus sebelum ada karangan bunga misterius tersebut.

"Kemungkinan besar, usaha JakPro pada 2022 ini pun mengalami kerugian. Karena Jakpro telah membayarkan biaya Formula E hingga sebesar Rp325 miliar," kata Sugiyanto.

Menurut dia kerugian yang dialami PT Jakpro pada tahun 2019 yakni, senilai Rp 76,22 miliar. Setahun sebelumnya, tepatnya tahun 2018 merugi Rp240,8 miliar, dan tahun 2021 mencatat kerugian senilai Rp110.83 miliar dengan total kerugian usahanya mencapai Rp427,94 miliar.

“PT JakPro itu BUMD perseroan terbatas daerah (Perseroda) yang sahamnya 100 persen milik DKI. Artinya, JakPro ini milik rakyat Jakarta. Jadi bila PT JakPro rugi, maka rakyat Jakarta juga rugi," kata Sugiyanto menjelaskan.

Ia mendesak Pj Gubernur DKI Jakarta merombak total jajaran direksi dan Komisaris PT JakPro. "Ini tidak boleh lama dibiarkan. Sebaiknya, PJ Gubernur DKI segera merombak total semua direksi dan Komisaris JakPro. Semuanya," katanya.

Persoalan PT JakPro bukan itu saja, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Anggara Wicitra Sastroamidjojo juga mempertanyakan manajemen PT JakPro yang belum  menjelaskan pertanggungjawawaban atas gelaran Formula E.

"Saya minta saat ini juga Jakpro menjawab kepada kami di Badan Anggaran ini, bagaimana pertanggungjawaban pelaksanaan Formula E. Untung atau rugi, dijawab saja sekarang mumpung ada kesempatan," kata Anggara.

Ara sapaan akrabnya, menilai PT JakPro sudah terlalu lama menutupi dan tak kunjung menyampaikan kejelasan tentang hasil pelaksanaan kegiatan tersebut.

"Ini sudah sekitar empat bulan berlalu acaranya, tapi jika ditanya pertanggungjawabannya Jakpro selalu menghindar," kata Ara menambahkan.

Ia menilai transparansi PT JakPro atas gelaran ini cenderung minim. Hal itu menjadi beban bagi anggota dewan yang menganggarkan Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI dalam pelaksanaan kegiatan itu.

"Saya pikir ini jadi beban buat kita semua karena transparansinya sangat minim. Ingat, ada uang APBD juga di sana dan proses hukum di KPK masih berjalan," katanya.

Menurut Ara, hingga saat ini revisi studi kelayakan pelaksanaan Formula E belum juga diterima oleh anggota dewan. Padahal dokumen studi kelayakan untuk referensi sebelum pelaksanaan.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo, Widi Amanasto angkat bicara mengenai sejumlah tudingan di lembaga yang ia pimpin. Ia membantah selama ini tak ada masalah di internal perusahaan yang ia pimpin.  “Sepanjang yang saya tahu (Masalah internal) tak ada,” ujar Widi.

Widi juga mengklarifikasi, ada tulisan di karangan bunga menyebut pimpinan JakPro biang keladi, karena dinilai bekerja hanya untuk si "Cantik".

Menurut Widi, si cantik yang dimaksud bukanlah Sekretaris Perusahaan (Sekper) PT Jakpro, Nadia Diposanjaya. Menurut dia, sekretaris perusahaan PT Jakpro yang baru adalah seorang pria. “Bukan, karena sekpernya cowok. Sudah diganti Pak Syachrial," kata Widi menjelaskan.

Ia mengatakan akan menginvestigasi lebih lanjut soal karangan bunga itu serta fokus pada permasalahan pengelolaan SDM di perusahaan tersebut. 

VP Corporate Secretary, PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Syachrial Syarief, memastikan tidak ada nepotisme dalam reorganisasi internal perusahaan. Pernyataan itu disampaikan menanggapi isu yang berkembang akhir-akhir ini terkait karangan bunga misterius yang ditujukan pada manajemen Jakpro Group.

“Kami mendukung upaya transformasi manajemen untuk perbaikan JakPro group ke depannya” kata Syarief dalam keterangan persnya.

Syachrial juga mengatakan, JakPro melakukan re-organisasi internal perusahaan agar lebih adaptif menghadapi tantangan bisnis dari sisi internal maupung eksternal.

"Sehingga dibutuhkan SDM yang kompeten dan pengalaman di bidangnya. Dalam proses ini tentunya tidak bisa mengakomodasi seluruhnya,” ujar Syarief menegaskan.

Ia mengatakan, manajemen memiliki program talent mobility sebagai pertimbangan semakin besarnya aset dan portofolio yang dimiliki JakPro. Tujuannya agar kompetensi SDM Jakpro menjadi merata dan sesuai dengan portofolio perusahaan.

“Hal ini menjadikan setiap insan JakPro memiliki kompentensi yang selaras dan sesuai dengan portofolio perusahaan, sehingga bisa mengakselarasi target yang hendak dicapai perusahaan,” katanya.

Ia menyebut dalam beberapa tahun ke depan JakPro akan lebih memberikan perhatian sektor-sektor yang berdampak positif kepada lingkungan dan secara komersial akan memperkuat kinerja kesehatan keuangan korporasi. (*)

 sinpo

Komentar:
BERITALAINNYA