Bergantung kepada AS, Harga Kedelai di Indonesia Alami Kenaikan

Laporan: Sinpo
Senin, 07 November 2022 | 03:04 WIB
Ilustrasi kedelai (SinPo.id/Pixabay.com
Ilustrasi kedelai (SinPo.id/Pixabay.com

SinPo.id -  Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, mengatakan penyebab kenaikan harga kedelai karena Indonesia masih bergantung pada impor dari Amerika Serikat. 

"Kedelai memang (naik,-red) karena sekarang kan belinya Agustus, baru sampainya sekarang. Jadi, harganya mahal,” kata Zulkifli Hasan dari keterangan tertulis pada Minggu, 6 November 2022. 

Lantaran siklus impor tersebut, stok kedelai menjadi semakin turun hingga harganya melonjak di pasaran. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai langkah untuk menurunkan harga kedelai. Salah satunya, Kemendag meminta Perum Bulog untuk segera mengimpor kedelai agar pasokan dalam negeri bertambah. Permintaan itu, kata dia, sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi. 

Jika pemerintah mengimpor kedelai sekarang, Zulkifli mengatakan barang tersebut baru akan datang pada Desember. "Harganya kira-kira sampai sini Rp 11 ribu per kilogram dan akan dijual Rp10 ribu per kilogram,” ucap Zulkifli.

Menurut Zulkifli, Bulog telah mengimpor 350 ribu ton kedelai di Amerika Serikat. Harga kedelai tersebut akan disubsidi pemerintah hingga Rp 3 ribu per kilogram begitu didistribusikan ke pelaku usaha. Ia melanjutkan, pemerintah membutuhkan waktu baginya untuk menstabilkan harga kedelai. Jarak yang negara asal impor yang jauh membuat pengiriman membutuhkan waktu 40 sampai 50 hari. Jadi, kata dia, saat ini tak bisa dipungkiri harga produk-produk berbahan kedelai akan mahal. Dia pun berjanji pemerintah akan berupaya memberikan subsidi lebih besar dari Rp 1.000 per kilogram. "Kita lagi upayakan subsidinya Rp 2.000 atau Rp 3.000,” tuturnya. 

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia Dwi Andreas Santosa mengungkapkan hingga kini, 97 persen kedelai di Indonesia masih bersumber dari impor. Menurut Dwi, permasalahan kedelai ialah pada mekanisme tata kelola impor.  Karena barang didatangkan dari luar negeri, harganya pun bergantung pada harga di tingkat internasional.

"Fluktuasi harga kedelai di tingkat nasional dan tidak bisa dicegah bahwa kenaikan maupun turun harga kedelai di tingkat internasional pasti tertransmisi ke harga kedelai di Indonesia," tuturnya. 

Lonjakan harga kedelai, tuturnya, sudah sering dialami Indonesia. Bahkan tahun lalu, Dwi mengatakan harga kedelai sempat melonjak sangat tinggi hingga perajin tempe dan tahu demo dan meminta pemerintah untuk menurunkan harga kedelai. Menurut dia, pemerintah akan terus kesulitan menurunkan harga kedelai lantaran tak memiliki cadangan stoknya. 

"Pada akhirnya, cara pemerintah mengatasi kenaikan harga kedelai itu hanya sebatas pemberian subsidi kepada perajin tahu tempe," kata Dwi. sinpo

Komentar: