Korsel Tandatangani Kerjasama Proyek MRT Jakarta

Laporan: Zikri Maulana
Selasa, 15 November 2022 | 10:18 WIB
Kereta MRT (SinPo.id/Setkab)
Kereta MRT (SinPo.id/Setkab)

SinPo.id -  Korea Selatan (Korsel) telah menyatakan minatnya berpartisipasi pada proyek pengembangan angkutan massal perkotaan MRT Jakarta. Keterlibatan Korsel itu usai Jepang dan Inggris lebih dulu berpartisipasi mengembangkan sistem tarnsportasi publik itu.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang pembangunan MRT Jakarta Fase 4 dengan lintas Fatmawati-Kampung Rambutan, oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Korsel, pada Senin 14 November 2022, di Bali. 

“MoU yang ditandatangani dengan Korea Selatan merupakan tindak lanjut dari pembicaraan pada kegiatan 28th ASEAN Transport Minister Meeting yang diselenggarakan pada 16-17 Oktober 2022 lalu di Bali,” kata Budi Karya dalam pernyataan tertulis, Selasa 15 November 2022. 

Menurut Budi, Indonesia dan Korsel punya hubungan yang dekat. Kedua negara secara intensif membuka berbagai peluang kerja sama, termasuk di sektor transportasi. Budi mengaku telah berkunjung ke Korea Selatan pada bulan Juni 2022 untuk membuka peluang kerja sama dengan pemerintah Korsel.

“Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Korsel," kata Budi menambahkan. 

Ia berharap MoU dengan Korsel ini menjadi langkah awal percepatan pengembangan MRT di Jakarta, yang dapat menjadi solusi mengurangi kemacetan dan juga sebagai moda transportasi publik yang ramah lingkungan, sehingga mampu mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas udara bersih. 

"Kedua negara akan terus meningkatkan kerja sama tidak hanya di sektor perkeretaapian, tetapi juga di sektor darat, laut, dan udara,” katanya. 

Ia menyebut saat ini banyak negara yang berkeinginan untuk melakukan investasi membangun infrastruktur transportasi di Indonesia, khususnya MRT. Sedangkan Jepang, Inggris, dan Korea Selatan merupakan mitra strategis Indonesia yang telah banyak melakukan kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang, termasuk sektor transportasi.

Momentum Presidensi Indonesia dalam KTT G20 tahun ini, kata Budi, dimanfaatkan untuk mencari peluang kerja sama pembangunan infrastruktur transportasi dengan banyak negara, melalui pendanaan kreatif non-APBN. 

Agar pembangunan infrastruktur transportasi terus dilakukan dalam rangka meningkatkan konektivitas dan daya saing negara, di tengah keterbatasan APBN.  

 sinpo

Komentar: