Sepakat dengan Jokowi, Sufmi Dasco: Politisasi Agama Rentan Perpecahan

Laporan: Sinpo
Kamis, 24 November 2022 | 05:51 WIB
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad (fraksigerindra)
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad (fraksigerindra)

SinPo.id -  Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad setuju dengan Presiden Joko Wdodo tentang menghindari politisasi agama dalam pemilu. Menurut Dasco, politisasi agama dalam pemilu rentan dengan perpecahan.

“Kita pernah mengalami yang namanya politik identitas, tentunya hal ini kita sangat dirugikan rentan perpecahan di NKRI tercinta ini,” kata Dasco, seperti dilansir laman fraksigerindra. 

Dasco mengajak semua anak bangsa untuk tidak terpolarisasi. Ia juga meminta kontestan politik untuk tidak menggunakan politik identitas.

“Oleh karena itu, saya mengajak juga kepada anak bangsa marilah kita tidak terpolarisasi. Tidak menggunakan politik identitas dalam menghadapi kontestasi di 2024,” ucapnya.

Menurut Dasco,  ke depannya selain menghadapi pileg dan pilres, juga ancaman dampak ekonomi global. Dampak ekonomi global bisa berpengaruh terhadap Indonesia.

“Dengan harapan, kita bisa bersama-sama selain menghadapi pileg dan pilpres juga kemungkinan ancaman ekonomi dampak dari ekonomi global, yang mungkin akan juga terasa dampaknya di Indonesia,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh tokoh-tokoh calon presiden ataupun calon wakil presiden agar menjaga kondisi Indonesia tetap sejuk jelang Pemilu 2024.

“Saya titip, pada kondisi dunia yang rentan saat ini semua menjaga agar kondusifitas dan situasi politik itu tetap adem. Kalau bisa, kalau enggak bisa ya anget, tapi jangan panas,” kata Jokowi di acara Pembukaan Munas Hipmi di Solo Jawa Tengah, Senin 21 November 2022. 

Jokowi menegaskan agar kontestan yang merebut kekuasaan tidak melakukan politisasi sara. Ia meminta bersaing dengan gagasan dan ide.

“Jangan sampai panas. Apalagi bawa-bawa politik SARA, tidak, jangan. Politisasi agama, tidak, jangan. Politisasi agama kita sudah merasakan dan itu terbawa lama. Hindari ini. Lakukan politik gagasan dan ide. Tapi jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama dan identitas. Jangan. Sangat berbahaya,” tegasnya.sinpo

Komentar: