Twitter Bakal Luncurkan Kembali Layanan Premium Khusus Akun Centang Biru

Laporan: Bayu Primanda
Minggu, 27 November 2022 | 12:25 WIB
Elon Musk/Fox News
Elon Musk/Fox News

SinPo.id -  Pemilik baru Twitter, Elon Musk mengatakan layanan premium Twitter akan kembali diluncurkan dengan menawarkan tanda verifikasi berwarna berbeda ke akun centang biru mulai pekan depan.

Dikutip dari Associated Press pada Minggu, 27 November 2022, layanan premium ini adalah perubahan terbaru pada platform media sosial yang dibeli CEO Tesla bulan lalu seharga USD44 miliar.

Twitter sebelumnya menangguhkan layanan premium, yang memberikan label centang biru kepada siapa pun yang membayar USD8 atau setara dengan  Rp125 ribuan per bulan.

Keputusan itu diambil karena gelombang akun palsu yang langsung hadir di platform.

Awalnya, centang biru diberikan kepada entitas pemerintah, perusahaan, selebritas, dan jurnalis yang diverifikasi oleh platform untuk mencegah peniruan identitas.

Dalam versi terbaru, Musk mengkategorikan tanda verifikasi. Bagi perusahaan, akan mendapatkan tanda verifikasi emas, pemerintah akan mendapatkan tanda centang abu-abu, dan individu yang membayar layanan tersebut termasuk selebritas akan mendapatkan tanda centang berwarna biru.

"Semua akun terverifikasi akan diautentikasi secara manual sebelum tanda centang diaktifkan. Meski ini keputusan menyakitkan, tapi itu dirasa perlu," kata Musk.

Adapun layanan premium itu akan diluncurkan secara bertahap mulai 2 Desember mendatang. Namun penjelasan lebih lanjut masih akan disapaikan pada pekan depan.

Sebagai informasi, keputusan layanan premium berbayar khusus akun centang biru ini bukan satu-satunya hal kontroversial yang dilakukan Musk.

Sebelumnya, CEO Tesla itu mengatakan dia akan memberikan amnesti untuk akun yang ditangguhkan, menyusul hasil jajak pendapat online yang dia lakukan tentang apakah akun yang tidak melanggar hukum atau terlibat dalam spam yang mengerikan harus dipulihkan.

Dalam vote yang digelar secara terbuka, 72 persen responden mengaku setuju dengan layanan premium berbayar tersebut. Meski demikian, banyak pihak yang menilai polling tersebut manipulatif karena kemungkinan diikut oleh sebagian besar akun bot. 

Sebelumnya, Musk juga menggunakan fitur itu sebelum memulihkan akun mantan Presiden AS Donald Trump.sinpo

Komentar: