Rampak Sarinah Usul Indonesia Daftarkan Kebaya ke UNESCO Melalui Dua Jalur

Laporan: Sinpo
Selasa, 29 November 2022 | 00:35 WIB
UNESCO, kebaya, ASEAN
UNESCO, kebaya, ASEAN

SinPo.id -  Rampak Sarinah mengusulkan Indonesia mendaftarkan Kebaya melalui 2 jalur sekaligus. Yaitu, single nomination untuk Kebaya Kutubaru dan model Kartinian serta ikut menjadi nominator bersama empat negara ASEAN lainnya untuk kebaya model encim.

"ASEAN harus semakin kompak dan progresif di bawah kepemimpinan Indonesia. Gunakan semua potensi untuk konsolidasi ASEAN dan itu bisa dari pendaftaran kebaya sebagai warisan budaya kawasan secara bersama-sama 5 negara. Jangan lupa Indonesia dianggap sebagai big brother dalam Asean,” kata Dhini Mudiani ketua Rampak Sarinah Jakarta, dalam keterangannya pada Senin 28 November 2022

Rampak Sarinah merupakan salah satu penggagas perlunya Hari Kebaya Nasional dan Mendaftarkan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke UNESCO sejak tahun 2017.
Menurut dia, dua usulan ke UNESCO masing-masing mempunyai argumen yang kuat dan tidak kontradiktif bahkan saling melengkapi.

“Keinginan kita atas pengakuan kebaya adalah warisan Indonesia untuk kawasan Asean justru semakin kuat jika kita ikut mengusulkan bersama 4 negara lain. Tapi kalau kita tidak bergabung claim itu dipunyai Malaysia dan 3 negara. Kita merugi,” kata Irene H Saraswati anggota Institut Sarinah yang menjadi kandidat doktor Hubungan International di ANU Australia.

Sementara itu, Prof. Willa Candrawilla pembina dua organisasi feminis nasionalis tersebut mengingatkan bahwa tujuan Asean itu adalah kerjasama antar negara yang berkebudayaan sama.

“Harusnya kita urus dulu status Kebaya sebagai warisan tak benda Indonesia baru urus ke UNESCO. Ini mengulang kisah PRT ke luar negeri dibikinkan UU tapi yang dalam negeri gak diurus,” sentil guru besar Bidang Hukum Univ Parahiyangam ini.

Eva Sundari, Ketua Institut Sarinah mengingatkan bahwa keberhasilan Majapahit menjadi empire dunia terutama di kawasan Asean adalah karena stretegi budayanya yang menjadikan negara-negara tetangga sebagai “mitra-satata” sederajat melalui kerjasama-kerjasama perdagangan, seni budaya, dan agama.

“Majapahit merangkul, mengemong, hingga memangku sehingga akhirnya menjadi sangat berpengaruh. Salah satu warisan  Majapahit adalah Featival Ramayana yang diadakan setiap tahun oleh 8 negara Asean. Tinggalkan kompetisi, masanya kolaborasi Asean,” jelas Eva Sundari.

Dari diskusi internal para kader Sarinah tersebut, didapatkan keuntungan lain dengan mendaftarkan kebaya kutubaru khas Indonesia saat ini yaitu soal panjangnya antrian  di Unesco. Jika didaftarkan saat ini paling tidak dibutuhkan 4-5 tahun baru akan ditelaah Unesco. Jadi tidak ada yang dikejar, lakukan pendaftaran kebaya secara bersamaan. sinpo

Komentar: