Ferdy Sambo Klaim Cuma Perintahkan Hajar Brigadir J, Bharada E Geleng-geleng

Laporan: Bayu Primanda
Rabu, 07 Desember 2022 | 16:50 WIB
Ferdy Sambo/SinPo.id
Ferdy Sambo/SinPo.id

SinPo.id -  Terdakwa pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Ferdy Sambo mengaku, bahwa dirinya hanya memerintahkan Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E untuk menghajar Yosua dan bukan menembak.

Eks Kadiv Propam Polri itu juga mengaku sempat meminta Bharada E, untuk berhenti menembak. 

Adapun proses pembunuhan berencana itu berawal saat Sambo mengetahui adanya pelecehan yang terjadi terhadap istrinya, Putri Candrawathi.

Sambo mengatakan, saat itu dirinya bertemu Kuat Ma'ruf, Bripka Ricky Rizal Wibowo (Bripka RR), dan Bharada E ketika masuk ke dalam rumah. Dia pun menyuruh Kuat untuk memanggil Yosua.

"Begitu masuk (rumah) saya sudah emosi waktu itu karena mengingat perlakuan Yosua waktu itu, saya kemudian berhadapan dengan Yosua. Saya sampaikan kepada Yosua 'kenapa kamu tega sama Ibu?' Jawaban Yosua, tidak seperti yang saya harapkan. Dia malah nanya balik 'ada apa Komandan?', seperti menantang. Saya kemudian lupa saya tidak bisa mengingat lagi," ujar Sambo saat menjadi saksi untuk terdakwa Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 7 Desember 2022.

Sambo mengaku kesal dengan jawaban Yosua dan langsung berkata 'hajar Chard' ke Bharada E. Menurut dia, Yosua bersikap kurang ajar. Namun, dia kaget Bharada E malah menembak Yosua. 

"Saya bilang 'kamu kurang ajar!', saya perintahkan Richard untuk 'hajar Chard'," ucap Sambo.

"Bagaimana saudara perintahkan Richard?," tanya majelis hakim.

"'Hajar Chard! kamu hajar Chard!', kemudian ditembaklah Yosua sambil maju sampai roboh. Itu kejadian cepat sekali Yang mulia, tidak sampai sekian detik," jawab Sambo.

Lebih jauh, Sambo mengatakan, dirinya kaget dan panik usai melihat Yosua ditembak. Kemudian, dia memerintahkan Richard untuk berhenti menembak Brigadir J.

"Karena cepat sekali penembakkan itu, saya kaget Yang Mulia, saya perintahkan 'setop! berhenti!'. Begitu melihat Yosua jatuh kemudian sudah berlumuran darah, kemudian saya jadi panik Yang Mulia. Saya tidak tahu bagaimana menyelesaikan penembakkan ini," tuturnya.

Mendengar kesaksian Sambo di kursi terdakwa, Bharada E langsung geleng-geleng kepala. Keterangan tersebut, memang berlawanan dengan yang disampaikan Bharada E kepada penyidik dalam kasus ini.
sinpo

Komentar: