Ekonomi Dunia Diprediksi 'Gelap', Pengusaha Optimistis Indonesia Tetap Cerah

Laporan: Juven Martua Sitompul
Minggu, 25 Desember 2022 | 21:07 WIB
Ilustrasi-pixabay
Ilustrasi-pixabay

SinPo.id - Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara Indonesia (Aspebindo) Anggawira optimistis Indonesia akan tetap tumbuh meskipun ekonomi dunia mengalami guncangan. Apalagi, ekonomi Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain.

“Pentingnya menjaga stabilitas, tantangan ekonomi ke depan kan semakin berat, Indonesia sebetulnya sudah berada dalam momentum yang baik,” kata Anggawira melalui keterangan tertulis, Jakarta, Minggu, 25 Desember 2022.

Ancaman resesi global diperkirakan terjadi pada 2023. Situasi perekonomian dunia diprediksi mengalami masa sulit. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan menyebut semua negara kini tengah bersiap dan mengantisipasi kemungkinan jatuh ke jurang resesi.

Menurut Anggawira, perlu ada komitmen dari semua pihak untuk menekan dan mengantisipasi segala bentuk ancaman terhadap stabilitas negara dalam situasi sulit saat ini. Komitmen dinilai penting agar ekonomi Indonesia tetap tumbuh positif.

“Jadi sebenarnya perlu dikedepankan stabilitas dalam negeri politik dan lain sebagainya, karena memang dalam tahun politik, saya kira harus ada langkah-langkah dari stakeholder untuk menjaga stabilitas ini,” kata dia.

Selain menjaga stabilitas politik dalam negeri, kata Anggawira, pemerintah harus mampu menjaga kepercayaan dari dunia internasional.

“Sehingga, pembangunan yang sudah on the track, kepercayaan dunia internasional yang sudah baik ini bisa tetap kita jaga terus,” kata dia.

Sementara itu, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh di atas 5 persen pada tahun depan dengan syarat pemerintah memperhatikan kebijakan-kebijakan tertentu.

“Proyeksi kita masih di atas 5% (pertumbuhan ekonomi 2023) walaupun nampaknya akan melambat dibanding tahun ini,” kata Riefky dihuhungi terpisah.

Untuk menjaga defisit tetap di bawah 3 persen, Riefky mengatakan pemerintah harus melakukan efisiensi belanja dan terus menggenjot penerimaan. Mengingat di tahun 2023 akan lebih sulit karena telah memasuki tahun politik.

Selain itu, sinergi pemerintah pusat dan daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) harus terus ditingkatkan di 2023 mengingat cara ini terbilang efektif dalam mengendalikan inflasi.

“TPIP dan TPID harus dilanjutkan melihat usaha tahun ini yang hasilnya cukup efektif,” kata Riefky.sinpo

Komentar: