Kaleidoskop 2022, Indonesia Tuan Rumah KTT G20 2022

Laporan: Sinpo
Jumat, 30 Desember 2022 | 07:00 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)

SinPo.id -  Indonesia menjadi penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Denpasar pertengahan bulan November 2022 lalu. Acara itu dibuka dengan sambutan Tari Merak, Pendet, dan Tortor  untuk menyambut peserta konferensi tingkat tinggi G20 di Sofitel Nusa Dua Beach. Pemerintah sengaja menampilkan tiga tari tradisional menyambut para petinggi negara dunia hari itu.

Kemeriahaan pembukaan konferensi tingkat tinggi itu ditampilkan sebagai simbol Indonesia sebagai tuan rumah yang meyambut para pemimpin tinggi dunia. Tak  hanya tarian tradisional, para pendamping Kepala Negara KTT G20 juga disuguhkan permainan musik tradisional. Di antaranya Kolintang, Gendang Batak, dan Gamelan Rindik.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia menjadi salah satu terbaik dan menjadi standar baru presidensi selanjutnya. Jokowi dinilai memberikan hospitality atau keramahtamahan yang belum pernah dilakukan pemimpin negara lain. Presidensi kali ini akan menjadi standar baru bagi penyelenggaraan G20.

Keberhasilan perhelatan KTT G20 di Indonesia terlihat dari bagaimana para pemimpin negara yang tercantum dalam Bali Leaders Declaration 2022 bisa dihadirkan di tengah situasi panas geopolitik global.

Meski Rusia tidak mendatangkan kepala negaranya, tapi negara itu bisa menerima leaders declaration yang isinya sangat sejuk, memberikan solusi, dan akan menjadi guideline perjalanan dan arah G20 ke depan.

Ekonom INDEF M.Rizal Taufikurahman, mengatakan G20 bernilai positif bagi kinerja ekonomi nasional khususnya transmisinya dari sektor pariwisata yaitu perdagangan, transportasi, makanan dan minuman, MICE, perhotelan, dan jasa-jasa lain. Rizal memperikirakan multiplier effect bagi perekonomian nasional mencapai sekitar Rp6,6 triliun, meski lebih kecil dari perhitungan pemerintah yakni Rp7,4 triliun.

Terutama sektor pariwisata, seperti sektor industri pengolahan makanan dan minuman, perdagangan, transportasi udara, laut dan darat, perhotelan, serta jasa lainnya seperti entertainment.

Selain sektor pariwisata, komitmen G20 akan mendorong perdagangan terutama ekspor. Pada KTT G20 Indonesia juga menerima sejumlah komitmen investasi maupun hibah, terutama dalam bidang transisi energi.

Ketersediaan Pembiayaan Bagi Negara Rentan dan Miskin

Salah satu yang dihasilkan dari pertemuan di KTT G20 adanya kesepakatan membantu ketersediaan pembiayaan bagi negara-negara rentan dan miskin. Hal itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang menyebut bantuan tersebut melalui pembentukan Resilience and Sustainability Trust (RST) oleh International Monetary Fund atau IMF.

Menurut Sri Mulyani, sejumlah negara yang merasa yakin mereka tidak akan menggunakan SDR-nya dalam waktu dekat, dapat meminjamkannya ke negara lain agar bisa digunakan oleh negara lain.sinpo

Komentar: