RIP, Paus Benediktus XVI Meninggal Dunia di Vatikan

Laporan: Sinpo
Sabtu, 31 Desember 2022 | 22:55 WIB
Paus Benediktus XVI/ AP Photo
Paus Benediktus XVI/ AP Photo

SinPo.id - Paus Benediktus XVI meninggal dunia pada usia 95 tahun di sebuah biara terpisah di dalam Vatikan tempat ia tinggal sejak mundur. Kabar itu disampaikan oleh seorang juru bicara Takhta Suci.

Vatikan menyebutkan bahwa jasad Benediktus akan disemayamkan di depan umum mulai Senin, 1 Januari 2023 di Basilika Santo Petrus. Vatikan biasanya menyelenggarakan ritual panjang bagi seorang paus yang berkuasa meninggal tetapi tidak ada yang diketahui publik untuk seorang mantan paus.

Benediktus diketahui mengundurkan diri pada 2013 lalu. Ia menjadi paus pertama yang mengundurkan diri dalam 600 tahun terakhir.

“Dengan rasa duka kami menginformasikan bahwa Paus Emeritus, Benediktus XVI, meninggal dunia hari ini pada pukul 9:34 di Nater Ecclesiae Monastery di Vatikan,” kata sang juru bicara, Matteo Bruni, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters, Sabtu, 31 Desember 2022.

Pada awal pekan ini, Paus Fransiskus mengatakan bahwa pendahulunya itu “dalam keadaan sangat sakit”, dan meminta agar orang-orang mengirimkan doanya. Selama hampir 25 tahun, sebagai Kardinal Joseph Ratzinger, Benediktus merupakan pimpinan kuat dari kantor doktrin Vatikan, yang pada saat itu dikenal sebagai Congregation for the Doctrine of the Faith (CDF).

Dia terpilih sebagai paus pada 19 April 2005 untuk meneruskan posisi yang sebelumnya disandang Paus John Paul II, yang menjabat selama 27 tahun. Para kardinal memilihnya di antara sesamanya untuk keberlanjutan dari apa yang disebut sebagai sosok “yang dipercaya".

Setelah pengunduran dirinya, kaum konservatif di Gereja memandang sang mantan paus sebagai pembawa standar mereka. Bahkan beberapa ultratradisionalis menolak mengakui Fransiskus sebagai paus yang sah.

Mereka mengkritik Francis karena pendekatannya yang lebih ramah kepada anggota komunitas LGBTQ+ serta umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi di luar Gereja. Menurut mereka, kedua pendekatan itu merusak nilai-nilai tradisional. 

Di sisi lain Benediktus mengakui bahwa dia merupakan administrator yang lemah. Paus asal Jerman pertama dalam 1.000 tahun terakhir itu mengakui punya “kekurangan dalam tekad saya memerintah dan pengambilan keputusan,” selama delapan tahun kepausannya, yang ditandai dengan langkah-langkah yang salah dan skandal yang bocor.

Skandal pelecehan anak menghantui sebagian besar masa kepausannya. Namun dia juga dipuji karena memulai proses untuk mendisiplinkan atau memecat pendeta yang melakukan tindakan tidak benar, setelah pendahulunya memiliki sikap yang lebih longgar. sinpo

Komentar: