Yeti Airlines Jatuh, Insiden Pesawat Paling Mematikan di Nepal Dalam Tiga Dekade

Laporan: Galuh Ratnatika
Rabu, 18 Januari 2023 | 07:31 WIB
Yeti Airlines jatuh di Nepal (Foto: Reuters)
Yeti Airlines jatuh di Nepal (Foto: Reuters)

SinPo.id -  Sejumlah pakar perjalanan dan keselamatan penerbangan menyoroti insiden jatuhnya pesawat Yeti Airlines di Nepal. Database Aviation Safety Network, mengungkap
jatuhnya Yeti Airlines di pusat kota Pokhara, merupakan kecelakaan pesawat paling mematikan di Nepal dalam waktu tiga dekade.

Meskipun begitu, penerbangan domestik di Nepal tetap menjadi cara yang paling efisien untuk bepergian. Terlepas dari catatan sejarah bencana penerbangan, beserta risiko.

Salah seorang wisatawan yang sudah tujuh kali mengunjungi Nepal, menceritakan pengalaman terbang ke Pokhara menggunakan penerbangan domestik.

"Pesawat kecil itu sangat kecil. Saya bahkan tidak bisa berdiri tegak berjalan menyusuri lorong. Saat penerbangan berada di udara, saya merasa pesawat bergerak setiap kali ada angin kencang. Saya sedikit ketakutan," kata warga Singapura berusia 46 tahun, dilansir dari CNA, Rabu 18 Januari 2023.

Pendiri organisasi non-pemerintah Safety Matters Foundation di India, Kapten Amit Singh, mengungkapkan transportasi udara tetap menjadi sarana tercepat di Nepal, karena sebagian besar wilayah berada di antara pegunungan. Sehingga, kata dia akan memakan waktu berjam-jam hingga berhari-hari untuk mencapainya.

Terlebih transportasi udara masih dianggap sebagai sarana perjalanan yang paling aman dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, lantaran banyaknya jumlah kecelakaan dan kematian di jalan-jalan Nepal.

“Pengunjung tinggal memilih maskapai dengan catatan keselamatan dan infrastruktur yang baik, seperti armada yang lebih muda. Infrastruktur bandara dan navigasi juga perlu ditingkatkan ke standar global untuk menjamin keselamatan,” kata Amit Singh.

Oleh karena itu, para pakar penerbangan menyarankan para pelancong untuk melihat dengan sangat hati-hati catatan maskapai penerbangan sebelum memesan tiket penerbangan.

Karena berdasarkan laporan, medan yang berbahaya, kondisi cuaca yang berubah-ubah di negara Himalaya, serta landasan pacu bandara yang rumit, dapat menjadi tantangan bagi penerbangan, bahkan bagi pilot yang handal sekali pun.

“Anda bersaing dengan medan yang sangat berat. Cuaca bisa sangat menantang di sana, juga dengan kondisi angin yang sangat kencang. Anda bisa lepas landas dari satu bandara dan cuacanya baik-baik saja di tempat tujuan Anda, tetapi ketika Anda tiba, cuacanya bisa berubah secara radikal," kata seorang pakar dalam sebuah pernyataan.

Pilot juga harus mengambil pendekatan yang sangat ketat ke bandara kecil dan menavigasi landasan pacu pendek. Karena dengan banyaknya lereng gunung di Nepal, tidak ada bandara alternatif untuk pendaratan jika pesawat mengalami kerusakan.
sinpo

Komentar: