Perempuan

Sejumlah Media Fokus Perempuan Sepakat Perkuat Kolaborasi

Laporan: Sinpo
Jumat, 24 Februari 2023 | 19:52 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)
Ilustrasi (SinPo.id/Pixabay.com)

SinPo.id -  Sejumlah media yang fokus menyuarakan perempuan sepakat perkuat kolaborasi dengan melibatkan media arus utama. Langkah itu diawali dengan Sarasehan Media Perempuan Arus Utama di Indonesia yang digelar Jumat 24 Februari 2023 untuk memetakan kondisi, tantangan, dan kebutuhan media perempuan arus utama.

“Konde.co berhasil mempertemukan sebanyak delapan media arus utama yang memiliki rubrik khusus perempuan dan atau ditujukan kepada pembaca perempuan, dalam sarasehan media perempuan arus utama dengan tema Mengurai Tantangan dan Kebutuhan untuk Kolaborasi Media Perempuan Indonesia,” ujar Direktur Konde.co, Nani Afrida, Jum’at 24 Februari 2023.

Sejumlah media tersebut berasal dari wilayah Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Kalimantan. Sedangkan rangkaian kedua untuk kegiatan itu telah mempertemukan sebanyak 16 media perempuan alternatif.

“Kedua kegiatan itu untuk memetakan kondisi media perempuan di Indonesia yang hasilnya akan dituliskan dalam sebuah laporan. Harapannya dari temuan ini akan ditindaklanjuti dengan sejumlah kolaborasi bersama media perempuan di Indonesia baik dari media alternatif maupun media arus utama,” ujar  Nani  menambahkan.

Menurut Nani, media perempuan menghadapi sejumlah tantangan dari kesulitan memperluas pembaca hingga krisis finansial. Sedangkan kolaborasi sesama media perempuan menjadi kebutuhan untuk menjawab tantangan tersebut.

“Saling menguatkan sesama media perempuan menjadi hal paling rasional saat ini di tengah berbagai tantangan yang dihadapi,” ujar Nani menjelaskan.

Chief Community Officer dan Pemimpin Redaksi Femina, Petty S Fatimah mengungkapkan setidaknya ada tiga tantangan pengembangan media perempuan saat ini. Pertama, perilaku konsumen yang berubah diikuti perubahan industri media akibat digitalisasi. Perubahan ini dinilainya membuat media perlu menyesuaikan dengan kondisi digital.

"Media itu kayak air, tidak usah kekeuh dengan kemauan, tapi harus menyesuaikan," ujar Petty.

Petty menyebut perubahan bisnis media menjadi tantangan media perempuan selanjutnya. Media perempuan tidak lagi hanya bisa menggantungkan pendapatan dari iklan karena adanya digitalisasi. "Revenue datang dari display ad (advertorial) di website, involvingnya cepat sekali. Saat digital ad jadi mainstream, ad tersedot ke Youtube termasuk Google. Media berpikir keras dengan ini," kata Petty menjelaskan.

Tantangan lainnya yaitu pergeseran isu perempuan. Hal itu diakui Petty adanya tren mengenai isu perempuan yang ramai dibicarakan oleh audiens. Tren tersebut berubah seiring waktu, seperti isu body shaming yang besar dengan dipicu oleh sosial media, tetapi kemudian berubah dengan isu lainnya.sinpo

Komentar: