Indra dan Misteri Kemenangan Indonesia

Oleh: Hasan Aoni
Jumat, 26 Mei 2023 | 21:06 WIB
Pendiri Omah Dongeng Marwah, Kudus, Hasan Aoni (SinPo.id/  Dok. Pribadi)
Pendiri Omah Dongeng Marwah, Kudus, Hasan Aoni (SinPo.id/ Dok. Pribadi)

Seorang yang rendah hati, yang dari wajahnya saja, apalagi ucapan dan sikapnya, terpancar kesalehannya, baru saja menunjukkan kepada dunia bahwa ketika keahlian dan keyakinan berpadu, tidak ada satupun kekuatan yang bisa menghentikan tekad dan harapan sebuah team. 

Dialah Indra Sjafri. Seorang pelatih sepak bola asal Makasar yang telah mengantarkan Indonesia meraih medali emas di Sea Games, Kamboja, 16 Mei 2023, lalu. Indra telah memecahkan misteri black box sepak bola Indonesia di kawasan Asia Tenggara selama 32 tahun. Angka ini tidak saja misterius, tetapi juga akrab di telinga bangsa Indonesia. Angka yang mengingatkan masa kelam Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Soeharto mulai 1966 sampai 1998. 

Di akhir tahun yang dingin di Stadion Rizal Memorial, Manila, pada 1991, Indonesia telah berhasil mengalahkan Thailand dengan skor 4-3 setelah melalui drama adu pinalti. Pesta kemenangan bergema di seluruh sudut stadion dan disambut pesta bagai prajurit yang menang perang saat kembali ke Indonesia.

Namun, setelah itu awan kelabu menyelimuti sepak bola Indonesia. Banyak masalah terjadi di tubuh PSSI, lembaga yang menaungi sepak bola Indonesia, mulai pembinaan usia dini yang tidak berjalan, isu suap pemain dan pelatih, dan adu jotos antar pemain di lapangan. Pendek kata, sepak bola telah diasuh oleh orang-orang yang tidak profesional. Sejak itu, sepak bola Indonesia seperti menerima kutukan. 

32 tahun berlalu dan Indra berhasil memecahkan misteri itu dengan cara yang menakjubkan. Pertandingan yang penuh drama: perpanjangan waktu, keributan dan adu jotos dipicu oleh penyerbuan banch Indonesia oleh team official Thailand, turut membakar suasana final pada 16 Mei 2023 di Stadion Nasional Olimpiade, Phnom Penh, Kamboja. Di pertandingan yang sangat panas, sebanding dengan 35 derajat celcius suhu udara di stadion itu, wasit Qasim Matar Ali Al-Hatmi asal Oman sampai harus mengeluarkan 14 kartu kuning dan 7 kartu merah untuk pemain dan official kedua team. 

Di tengah adu jotos itu, Indra tampak sangat anggun. Ia mengumpulkan para pemain dan membimbing mereka dengan tenang dan berwibawa. Indonesia akhirnya menang telak 5-2. Erick Thohir, Ketua PSSI yang baru, rupanya tahu keajaiban Indra. Ia ditunjuk memimpin team sepak bola, bukan saja karena Shin Tae-yong, pelatih Timnas Senior asal Korea Selatan, sedang mempersiapkan team untuk piala U-20 dunia yang batal diselenggarakan di Indonesia karena sebuah sikap politik. Juga karena Thohir tahu Indra adalah peramu jitu adonan berbahan skill dan iman.

Indra hanya mempersiapkan team dalam waktu sebulan. Yang menakjubkan, selain memilih beberapa pemain berpengalaman, Indra juga memilih pemain-pemain yang selama ini tak terdengar. Publik menyebutnya sebagai pemain yang "dibuang" Shin. Dengan kemenangan itu, Indra telah menghentikan karma dan meraih kembali medali emas cabang olah raga paling populer di Indonesia. Indra telah memberi harapan prestasi sepak bola Indonesia di waktu yang akan datang.

Sepak bola hanyalah contoh. Di bidang lain dan apapun, ramuannya sama: yaitu adonan antara skill dan keyakinan. Iman atau keyakinan, yang melahirkan karakter dan mental yang kuat, ketika bersatu dengan kemampuan skill, akan mengantarkan anak muda Indonesia unggul di bidang apapun di dunia. Begitulah yang Indra katakan ketika memberikan kuliah singkat di hadapan calon tenaga kerja migran Indonesia yang akan bekerja di Korea Selatan, 23 Mei 2023.

*Hasan Aoni, Pendiri Omah Dongeng Marwah, Kudussinpo

Komentar: