12 Warga Sipil Tewas di Tengah Konflik Sudan
SinPo.id - Pertempuran antara dua jenderal di Sudan masih terus berlanjut, dan kali ini menewaskan 12 warga sipil di Darfur. Terlebih perang telah menghalangi pergerakan korban luka untuk dibawa ke rumah sakit.
Darfur, sebuah wilayah barat yang luas di perbatasan antara Sudan dan Chad, telah menjafi saksi dari kekerasan paling mematikan dalam perebutan kekuasaan antara panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan mantan wakilnya, komandan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat Mohamed Hamdan Daglo.
PBB mengatakan kekerasan di Darfur telah mengambil dimensi etnis dan bisa menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan.
Pasalnya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa sekitar 1.100 orang telah tewas dibunuh saat mencoba melarikan diri dari El Geneina, ibu kota negara bagian Darfur Barat.
Bahkan mayat-mayat para korban dibiarkan tergeletak di jalanan, termasuk beberapa yang tampak tertelungkup. Tak hanya itu, toko-toko juga telah dirusak oleh para penjarah.
Dilansir dari VoA, berdasarkan data terbaru dari Lokasi Konflik Bersenjata dan Proyek Data Peristiwa, hampir 2.800 orang telah tewas di Sudan sejak pertempuran dimulai di ibu kota Khartoum pada 15 April lalu.
Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi, hampir 2 juta orang warga sipil telah mengungsi dari wilayah konflik ke wilayah yang lebih aman di Sudan. Sedangkan 600 ribu orang lainnya melarikan diri melintasi perbatasan Sudan.

