Demokrat Sentil PDIP yang Sebut Pernyataan Jokowi Garing: Mungkin Masih ‘Baper’

Laporan: Martahan Sohuturon
Kamis, 09 November 2023 | 19:33 WIB
Juru Bicara Partai Demokrat Irwan Fecho. (SinPo.id/Dok. Pribadi)
Juru Bicara Partai Demokrat Irwan Fecho. (SinPo.id/Dok. Pribadi)

SinPo.id - Juru Bicara Partai Demokrat Irwan Fecho mengaku ironi dengan sikap politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Deddy Yevry Sitorus dalam merespons pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan sepakat semua pihak bersatu kembali setelah kompetisi.

Sebelumnya, Deddy menyebut pernyataan Jokowi itu hanya pernyataan normatif dan garing.

Irwan pun menduga, sikap Deddy itu seperti terbawa perasaaan atau baper karena sering menagku Pancasila namun telah mengingkari hakikat sila-sila Pancasila itu sendiri.

“Agak aneh dan ironi dia menyampaikan seperti itu. Mungkin masih terbawa perasaan. Karena sering teriak saya Pancasila tapi dia justru mengingkari hakikat sila-sila Pancasila itu sendiri,” kata Irwan kepada wartawan pada Kamis, 9 November 2023.

Irwan bilang, pernyataan Jokowi terkait bersatu usai kompetisi itu bukan garing apalagi normatif. Justru, menurutya, pernyataan itu adalah sebuah pernyataan seorang Presiden RI yang penuh semangat gotong royong.

“Beliau ingin persatuan Indonesia terwujud agar Indonesia maju,” ucap Juru Bicara Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu.

Ia pun mengingatkan bahwa Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno pernah menyampaikan bahwa bangsa adalah segerombolan manusia yang keras yang punya keinginan bersatu dan mempunyai persamaan watak yang berdiam di atas satu geopolitik yang nyata satu persatuan.

Jadi, Irwan menegaskan, semangat persatuan yang disampaikan oleh Jokowi dan bakal calon presiden dari KIM Prabowo Subianto justru sangat ditunggu dan dinantikan oleh rakyat Indonesia.

“K generasi muda dari kelompok millenial dan gen-z yang sangat mendambakan persatuan Indonesia,” tutur Ketua DPD Partai Demokrat Kalimantan Timur (Kaltim) itu.

Sebelumnya, Deddy merespons pernyataan Jokowi yang sepakat semua pihak untuk bersatu kembali setelah kompetisi. Deddy mengatakan yang disampaikan Jokowi kurang substansial dan tampak normatif.

"Itu pernyataan yang sangat normatif, kan memang yang bertarung semua WNI dan tidak ada WNA. Jadi Presiden bicara tentang hal yang kurang substansial," kata Deddy kepada wartawan pada Selasa, 7 November 2023.

Deddy pun bertanya apakah Jokowi dapat memastikan Pemilu 2024 berlangsung jujur dan adil. Ia meragukan hal itu layaknya aspirasi beberapa suara yang telah masuk ke pihaknya.

"Sama normatifnya dengan pernyataan setelah kompetisi bersatu kembali, menurut saya itu garing banget. Yang rakyat perlu tahu adalah apakah kita bisa percaya bahwa pemilu ini bisa luber dan jurdil?" ucap Deddy.

Menurut Deddy, majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto adalah pertaruhan nama besar Jokowi. Gibran diketahui sebagai Wali Kota Solo yang juga putra sulung Jokowi.

"Banyak tokoh yang menyampaikan keprihatinan yang sama pada kita, umumnya berkata 'Yang bertarung anak Presiden sendiri, apa mungkin beliau hanya akan berada di pinggir lapangan dan menonton saja seperti nonton acara 17-an di kampung?'," ujar Sekretaris Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres PDIP ini.

"Bagaimanapun, menang atau kalahnya Gibran adalah pertaruhan besar bagi kehormatan Pak Jokowi, baik sebagai penguasa maupun sebagai seorang ayah. Itu pesan-pesan yang kami terima dari berbagai kalangan," tambahnya.sinpo

Komentar: