Bawaslu Diminta Menindak Tegas Capres Penyebar Data Salah dan Provokatif

Laporan: Juven Martua Sitompul
Rabu, 10 Januari 2024 | 11:34 WIB
Saleh Daulay (Sinpo.id/DPR)
Saleh Daulay (Sinpo.id/DPR)

SinPo.id - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) diminta memberikan sanksi tegas kepada paslon capres-cawapres yang menyampaikan data tidak benar dalam debat Pilpres 2024. Sebab, pasa pasangan capres dan cawapres merupakan sosok yang akan menjadi panutan bagi masyarakat.

Ketua Fraksi PAN DPR RI Dapil Sumut II Saleh Partaonan Daulay menilai sangat tidak pantas jika ada paslon yang berbicara dan menyampaikan data salah dan menyesatkan. Apalagi, dalam debat yang disaksikan masyarakat luas.

"Kemarin itu, Pak Anies tidak hanya menyampaikan data salah dan provokatif. Tetapi sangat terasa bahwa sebelum debat semuanya sudah dipersiapkan. Data sudah disusun dengan target menjatuhkan dan mempermalukan Prabowo. Tindakan seperti ini sangat tidak pantas dan jauh dari adat istiadat dan nilai-nilai ketimuran," kata Saleh dalam keterangannya, Jakarta pada Rabu, 10 Januari 2024.

Dia menilai dalam debat ketiga itu, ada banyak data yang salah dan menyesatkan. Paling tidak, kata Saleh, ada dua data yang salah dan fatal.

Pertama, Anies menyebut Kementerian Pertahanan menghabiskan Rp700 triliun anggarannya untuk membeli alutsista bekas. Menurutnya, tudingan membeli alusista bekas dengan seluruh anggaran tersebut sangat menyesatkan.

Padahal, anggaran tersebut adalah anggaran untuk 5 tahun Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang dipergunakan secara kolektif oleh TNI AD, AU, AL dan biaya yang dibutuhkan untuk operasional dan kesejahteraan prajurit.

Kedua, soal tanah yang dikuasai Prabowo seluas 340 hektare yang kemudian dikoreksi dengan menyebut 340 ribu hektare. Dia menekankan data soal kepemilikan tanah yang disebut juga salah dan jauh dari kebenaran.

Selain jumlah luas lahan yang salah, tanah yang dimaksud sudah dikembalikan ke negara beberapa tahun lalu. Kalaupun kepemilikan itu masih terjadi tidak ada satu aturan yang dilanggar Prabowo. Kepemilikan itu, kata dia, diambil oleh Prabowo agar tidak dikuasai oleh orang asing. 

"Dari kedua kasus ini saja, sudah kelihatan ada niat buruk dari Anies untuk menjatuhkan dan mempermalukan Prabowo. Selain data yang salah, semua menangkap kesan ada upaya mempermalukan Prabowo. Maka tidak heran sekarang ini banyak video ibu-ibu yang menangis dan viral di medsos karena merasa iba dan kasihan kepada Prabowo," katanya.

"Jangan nanti muncul fitnah lagi kalau Prabowo playing victim. Sedikit pun tidak ada niat untuk itu. Tetapi faktanya memang Prabowo menjadi korban bulliying," timpalnya.

Saleh pun mendesak Bawaslu untuk segera mengambil tindakan tegas kepada Anies. Dia mengaku khawatir jika hal ini akan terulang kembali jika tidak diproses.

Saleh mengingatkan hal ini sangat tidak baik bagi peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia. Dia juga yakin semua orang pasti berkomitmen jika bullying ialah perbuatan jahat yang tidak pantas dilakukan oleh siapa pun, apalagi oleh calon-calon pemimpin nasional.sinpo

Komentar: