Gerindra Minta Satgas Berikan Informasi Jelas Tekait Obat Covid-19

Laporan: Ria
Jumat, 09 Juli 2021 | 10:10 WIB
Politikus Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS)/SinPo
Politikus Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS)/SinPo

SinPo.id - Pemerintah melalui Satgas Covid-19 harus memberikan informasi yang akurat dan konsisten mengenai obat penyembuhan Covid-19 kepada masyarakat, sebab sebagian besar penderita sedang melakukan isolasi mandiri di rumah dan membutuhkan obat yang terjangkau.

Demikian disampaikan politikus dari Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono (BHS), kepada SinPo.id, Jumat (9/7).

Selama ini, kata BHS, masyarakat masih kurang mendapatkan informasi yang jelas mengenai obat Covid-19 dari pemerintah dan Satgas Covid-19 sehingga mencari sendiri informasi obat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Penderita Covid-19 yang dirawat di rumah sakit hanya sebagian kecil, 85% penderita melakukan isolasi mandiri atau perawatan sendiri di rumah," kata BHS

Selain itu, BHS juga mengomentari kelangkaan peralatan penanganan Covid-19, termasuk gas oxygen. Dia mengingatkan bahwa gas oxygen tidak hanya dibutuhkan rumah sakit, tetapi juga masyarakat yang membutuhkan perawatan di rumah.

Dia berucap, kelangkaan itu seharusnya tidak terjadi apabila pemerintah bersama Satgas Covid-19 bekerja secara maksimal untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.  

“Satgas harus menjamin ketersediaan obat Covid-19 dengan harga terjangkau serta memberikan informasi yang jelas dan konsisten,” ujar BHS. 

Anggota DPR RI periode 2014 - 2019 ini juga meminta kepada pemerintah agar mengerahkan seluruh aparatur sipil Negara (ASN) yang jumlahnya lebih dari 4 juta orang untuk  bisa melayani masyarakat. Ia menekankan, agar jangan hanya pemimpinnya saja yang melakukan pencitraan, tetapi seluruh ASN harus dilibatkan karena kondisi saat ini sudah darurat.

BHS juga mengingatkan pemerintah agar mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan untuk mengantisipasi bencana non-alam, seperti Covid-19 ini di masa mendatang.

“Tenaga kesehatan kita kurang untuk mengantisipasi darurat Covid-19 seperti sekarang. Jumlah dokter di Indonesia diperkirakan hanya 1:5000 jumlah penduduk, terendah di Asia Tenggara bahkan di bawah Timor Leste, sehingga banyak daerah kekurangan dokter. Begitu juga SDM untuk perawat dan nakes lainnya,” tuturnya.sinpo

Komentar: