Menteri PPPA Tekankan Perempuan dan Anak Kunci Terciptanya Perdamaian Bangsa

Laporan: Vera
Senin, 11 Oktober 2021 | 15:15 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga/pwinews
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga/pwinews

SinPo.id - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga mengungkapkan partisipasi perempuan dan anak merupakan kunci terciptanya perdamaian bangsa maupun dunia. 
 
Untuk itu, Bintang mendorong seluruh pihak agar secara aktif melibatkan perempuan dan anak dalam mewujudkan perdamaian bangsa, melalui program-program yang berperspektif gender dan memprioritaskan hak anak.
 
"Saat perempuan berpartisipasi secara penuh dan aktif dalam proses perdamaian, maka kesepakatan yang dihasilkan pun terbukti lebih inklusif dan berkelanjutan (UN Women). Sementara itu, partisipasi anak dalam setiap keputusan terkait dirinya merupakan salah satu bentuk pemenuhan hak dasar anak," ungkap Bintang dalam acara Sarasehan Dialog Gema Perdamaian Nasional XIX ‘Damailah Negeriku, Sehat dan Kuatlah Bangsaku’ yang dilaksanakan secara virtual.
 
Dia menambahkan anak dan perempuan merupakan advokat terbaik bagi dirinya. 

"Mereka lah yang paling mengetahui isu-isu dan solusi-solusi dari permasalahan yang melingkupi mereka. Untuk itu, sebagai kelompok yang rentan, partisipasi perempuan dan anak menjadi penting dalam memastikan kerentanan tersebut dapat terkikis," terang Bintang.
 
Dirinya juga mendorong seluruh pihak yang memiliki perhatian terhadap terciptanya perdamaian, untuk selalu mengikutsertakan perempuan dan anak dalam setiap programnya, sehingga program-program yang tercipta pun berperspektif gender dan memprioritaskan hak anak. 

Dengan demikian, lanjut Bintang, perdamaian yang diidamkan dapat benar-benar dirasakan oleh seluruh pihak, tanpa terkecuali.
 
"Tanpa kerja sama yang kuat antar sektor, baik itu pemerintah, akademisi, profesional, dunia usaha, media, para tokoh dan masyarakat luas, maka apapun yang kita usahakan tidak akan pernah tercapai dengan maksimal. Oleh karena itu, marilah kita himpun kekuatan dan tatap satu tujuan bersama, yaitu dunia yang damai, setara dan sejahtera bagi semua. Menuju damailah Negeriku, sehat dan kuatlah bangsaku. Jika perempuan berdaya, anak terlindungi, maka Indonesia maju," papar Bintang.
 
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekankan pentingnya mengenalkan keberagaman budaya bangsa Indonesia kepada anak sebagai generasi penerus bangsa, mulai dari keberagaman rumah adat, baju adat, alat musik tradisional, tarian adat, hingga makanan khas dari berbagai suku. 

Hal ini bertujuan untuk menanamkan karakter cinta damai pada diri anak dan mendukung terciptanya perdamaian dalam kehidupan berbangsa menuju ‘Indonesia Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur’ pada 2045 mendatang.  
 
"Semua harus mengambil peran untuk menciptakan perdamaian bangsa. Mari bersama merawat Indonesia dengan mengembangkan sikap gotong royong, menjaga lingkungan dan ketertiban, menjadi garda terdepan benteng Pancasila dan NKRI, bersinergi lawan terorisme, radikalisme, intoleransi, tantangan bangsa lain, serta menerapkan revolusi mental bergerak dengan karya nyata," ujar Ganjar.

Sementara itu, Steering Committee Gema Perdamaian Ida Rsi Wisesanatha menuturkan pentingnya komitmen dari seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan, memelihara, dan menjaga perdamaian bangsa melalui senyum yang tulus dari hati. 

"Kemajemukan bangsa ini begitu indah manakala dihargai dan ditata. Jika tidak, kemajukan justru akan menjadi potensi terjadinya konflik. Sebagai bangsa yang paling majemuk, kita harus memperkokoh diri dengan menanamkan nilai Pancasila, dengan begitu, NKRI akan tetap utuh dan semakin kuat," tutur Ida Rsi.
 
Koodinator Staf Khusus Presiden RI, Ari Dwipayana mengungkapkan pentingnya menerapkan ajaran cinta kasih, serta literasi dan edukasi dalam masyarakat untuk mewujudkan perdamaian. Ari juga menjelaskan perdamaian merupakan sumber kehidupan, baik untuk mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, dan hak-hak dasar lainnya.
 
"Untuk mewujudkan perdamaian, perlu didukung dengan adanya sistem kelembagaan yang lebih membangun perdamaian, baik sistem ekonomi yang baik, sistem demokrasi yang sehat, dan sistem hukum yang adil. Kita perlu mendorong pelaksanaan dialog perdamaian dalam tindakan nyata berupa karya, dengan melibatkan masyarakat lintas agama dan suku demi menyelesaikan berbagai masalah kebangsaan saat ini," pungkas Arisinpo

Komentar: