Protes Kudeta Militer Berlanjut, Warga Di Seluruh Penjuru Negeri Turun Ke Jalan

Laporan: Samsudin
Minggu, 31 Oktober 2021 | 18:05 WIB
Warga berbagai penjuru negeri di Sudan berunjuk rasa protes kudeta militer/REUTERS
Warga berbagai penjuru negeri di Sudan berunjuk rasa protes kudeta militer/REUTERS

SinPo.id - Puluhan ribu warga Sudan pro demokrasi dari berbagai penjuru negeri serentak turun ke jalan melakukan protes terhadap kudeta militer negara tersebut. Unjuk rasa kali ini adalah yang terbesar sejak militer mengambil alih kendali negara itu sejak awal pekan ini.

Guna membendung pengunjuk rasa, militer harus melepaskan tembakan ke arah mereka. Akibatnya, tiga pengujuk rasa tewas terkena peluru tajam, menurut serikat dokter.

Ketiga pengunjuk rasa yang tewas Sabtu ditembak di Omdurman. Satu ditembak di kepalanya, satu lagi di perut, dan yang ketiga di dadanya, kata Komite Dokter Sudan dan pengunjuk rasa.

Melansir Arab News, Minggu (31/10), kelompok pro-demokrasi telah menyerukan protes di seluruh negeri sejak Sabtu (30/10) menuntut pemulihan kembali pemerintahan transisi yang digulingkan. Mereka juga mendesak adanya pembebasan tokoh-tokoh politik senior dari penahanan.

Unjuk rasa terbesar ini diyakini akan semakin meningkatkan tekanan pada para jenderal yang sebelumnya sudah menghadapi kecaman dari AS dan negara-negara Barat lainnya untuk memulihkan pemerintahan yang dipimpin sipil.

Para pengunjuk rasa mengawali aksi mereka di ibu kota Khartoum Omdurman. Para pengunjuk rasa meneriakkan "lepaskan, Burhan," dan "revolusi, revolusi."

Demonstrasi diserukan Asosiasi Profesional Sudan dan Komite Perlawanan. Mereka menyerukan pembongkaran kelompok paramiliter dan restrukturisasi badan militer, intelijen, dan keamanan.

Komite, yang merupakan bagian dari Asosiasi Profesional Sudan, mengatakan pasukan keamanan telah menggunakan peluru tajam terhadap pengunjuk rasa di Omdurman dan sekitarnya. Dikatakan lebih dari 110 orang terluka. Unjuk rasa di Khartoum, Omdurman dan provinsi timur Al-Qadarif membuat sejumlah orang terluka.

Namun, polisi Sudan membantah menggunakan peluru tajam untuk membubarkan massa. Dalam sebuah pernyataan, pihak kepolisian mengaku bahwa seorang anggota terluka terkena tembakan.

Menurut pihak kepolisian, mereka menggunakan gas air mata untuk membubarkan kelompok demonstran yang diduga menyerang polisi dan "posisi penting." Pernyataan itu tidak menjelaskan lebih lanjut.

Di tempat lain, pasukan keamanan menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa ketika mereka berusaha menyeberangi Jembatan Manshia di atas Sungai Nil untuk mencapai pusat kota Khartoum, kata Mohammed Yousef Al-Mustafa, juru bicara asosiasi profesional.

“Tidak ada lagi mediasi pembagian kekuasaan dengan dewan militer,” katanya.

Protes anti-kudeta juga meletus di daerah lain, termasuk di kota Port Sudan di Laut Merah, Kassala di Sudan timur, dan Obeid, di provinsi Kordofan Utara, menurut para aktivis.sinpo

Komentar: