Video Detik-detik Gubernur Sumut Jewer Dan Sebut Pelatih Biliar Sontoloyo

Laporan: Samsudin
Rabu, 29 Desember 2021 | 14:19 WIB
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi/dok/pemprov Sumut
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi/dok/pemprov Sumut

SinPo.id - Rekaman video Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menjewer, menyebut pelatih biliar Sumut untuk tim PON di Papua, Khoirudin (Choki) Aritonang sontoloyo lalu mengusirnya keluar ruangan pada Senin (27/12) viral di media sosial.

Video detik-detik Edy melakukan aksi itu beredar di media sosial dan menjadi perbincangan netizen.  Dalam video itu, sedang memberikan sambutan dalam acara penyerahan tali asih kepada atlet PON di rumah dinas Gubsu, Medan.

Dia lalu memanggil salah seorang peserta karena tak tepuk tangan, dan memanggilnya naik ke atas panggung.

“Sini, sini, sini. Kau orang mana. Sok-sok an,” kata Edy memanggil Coki disambut tawa hadirin.

Coki lantas menuju ke atas panggung. Edy lalu menanyakan identitas sosok tersebut dari mulai asal hingga posisinya di dalam kontingen.

“Kau orang mana, masih main. Atlet apa kau?,” tanya Edy sesat setelah dihampiri Choki.

Choki kemudian menjawab dirinya adalah pelatih.

“Hah, biliar, pelatih,” tegas Edy ketika dijawab Choki.

"Pelatih tak tepuk tangan. Tak cocok jadi pelatih ini," kata Edy sambil menjewer pelatih biliar itu.

“Berdiri yang benar kau,” sambung Edy kemudian.

“Sontoloyo,” tegur Edy.

Ketika mendengar Edy mengucapkan sontoloyo, Choki lantas meninggalkan panggung.

Edy lantas bilang, “Sudah pulang. Tak usah dipanggil lagi. Kau langsung keluar. Tak usah di sini," ucap Edy.

Riuh peserta pun tak terdengar ketika Choki turun dari panggung dan Edy meminta Choki keluar.

Respons Choki

Sehari kemudian, Edy menjawab singkat alasan dirinya menjewer pelatih biliar tersebut.

"Jewer sayang itu," ujar Edy.

Paska kejadian viral itu, Khairuddin Aritonang alias Choki mengaku sangat menyayangkan aksi Gubernur Edy Rahmayadi. Ia menilai, Gubernur Edy seperti orang yang gila hormat. Karena itu, pada Rabu (29/12), ia berencana melaporkan tindakan Gubsu Edy tersebut kepada pihak kepolisian.

"Saya akan membuat laporan ke Polda Sumut. Karena dia (Gubernur Sumut) sudah buat perbuatan tidak menyenangkan dengan cara menjewer dan memarahi saya di depan umum," kata Khairuddin.

Ia mengaku sudah konsultasi dengan beberapa alumni fakultas hukum terkait masalah ini. Ia berharap kepolisian dapat memproses laporannya nanti. Ia pun berharap dengan laporannya itu Gubernur Edy Rahmayadi tidak lagi bersikap arogan.

"Dia sekarang sudah jadi pemimpin Sumut. Jangan arogan kalau jadi pemimpin," katanya.

Sebelumnya, Coki menceritakan saat dirinya dijewer dan diusir Gubernur Edy. Kemudian, Khoiruddin yang biasa dipanggil Choki itu mengaku memilih keluar setelah dimaki-maki. Ia merasa dipermalukan oleh Edy. Bahkan saat acara tersebut, hampir semua orang yang berada di ruangan itu dimarahi oleh Edy.

“Begitu dia membuat saya tersinggung, saya akhirnya meninggalkan beliau. Karena saya anggap ini manusia gak beradab dan saya harus menghadapinya dengan tidak beradab juga,” tegas Choki seperti dikutip dalam kanal Youtube, Tribun Medan, Rabu (29/12).

“Ketika dia bilang sontoloyo, saya langsung pergi. Bukan karena saya diusir atau dianggap. Saat itu juga, saya langsung keluar dari ruangan itu,” tandasnya.

Di sisi lain, Bupati Tapanuli Tengah Bakhtiar Ahmad Sibarani menyarankan agar Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meminta maaf karena telah mempermalukan pelatih tim biliar Khairuddin Aritonang di muka umum. 

"Akan lebih bermartabat apabila Pak Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meminta maaf kepada pelatih biliar yang sudah ia permalukan pada kegiatan pembagian tali asih kepada atlet Sumut," kata Bakhtiar Ahmad Sibarani, Selasa (28/12).

Bupati yang pernah berseteru dengan Gubernur Edy Rahmayadi ini mengatakan, semua orang bisa jatuh dalam kesalahan.

"Menurut saya, semua orang bisa salah. Tinggal kita yang melihat kesalahan itu seperti apa. Akan jauh lebih hebat dan bermartabat apabila Pak Edy meminta maaf kepada pelatih Biliar," ujarnya.

sinpo

Komentar: