?Alergi? Kajati Berbahasa Sunda Saat Rapat, Begini Penjelasan Arteria Dahlan

Laporan: Samsudin
Selasa, 18 Januari 2022 | 20:47 WIB
Politisi PDI Perjuangan Arteria Dahlan/net
Politisi PDI Perjuangan Arteria Dahlan/net

SinPo.id - Pernyataan anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP Arteria Dahlan, yang meminta Jaksa Agung memecat Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) bicara bahasa Sunda saat rapat menuai kritik luas.

Kelompok masyarakat Sunda yang tergabung dalam Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Noeri Ispandji Firman meminta agar Arteria meminta maaf atas ucapannya yang sudah bikin gaduh itu.

"Kami sebagai bagian dari masyarakat Sunda dan Jawa Barat meminta kepada Saudara Arteria Dahlan untuk meminta maaf kepada masyarakat Sunda atas ucapannya. Secara ksatria, berikan contoh layaknya seorang politisi dan pejabat publik yang baik, yang mengayomi masyarakat, bukan membuat gaduh dengan ucapan-ucapan yang membuat ketersinggungan masyarakat," ucapnya Noeri dalam keterangannya, Selasa (18/1/2022).

Dia menilai ucapan Arteria tersebut tak mencerminkan sebagaimana pejabat publik. Menurut dia, seharusnya Arteria menghargai setiap perbedaan.

"Kami sebagai bagian dari masyarakat Sunda terusik dan merasa terhina dengan pernyataan Arteria Dahlan yang tidak menghargai nilai budaya bangsa,” tuturnya.

“Padahal seorang Arteria Dahlan dibesarkan oleh Partai PDIP yang mengedepankan nilai persatuan dan menghargai perbedaan budaya dan bangsa," ujarnya.

Anggota DPR RI yang juga tokoh Sunda, Dedi Mulyadi turut memberi komentar. Menurutnya penggunaan bahasa daerah dalam kegiatan rapat adalah sesuatu yang wajar.

"Wajar saja dilakukan selama yang diajak rapat, yang diajak diskusi, mengerti bahasa daerah yang digunakan sebagai media dialog pada waktu itu," ujar Dedi dalam keterangan tertulis, Selasa (18/1/2022).

Dedi melanjutkan, saat dirinya menjadi Bupati Purwakarta ia pun kerap menggunakan bahasa Sunda sebagai media dialog bersama masyarakat dan rapat pejabat. Ia melihat hal serupa juga dilakukan pemimpin-pemimpin daerah lain seperti di Jawa Tengah.

"Saya lihat di Jawa Tengah juga bupati, wali kota, gubernur sering juga menggunakan bahasa Jawa dalam kegiatan kesehariannya. Ini adalah bagian dari kita menjaga dialektika bahasa sebagai keragaman Indonesia," ucapnya.

lalu, apa kata Arteria Dahlan?

Politisi PDI Perjuangan itu menegaskan pernyataan itu untuk sekadar mengingatkan, agar jangan sampai niatnya untuk membantu Jaksa Agung maupun Kejagung mengangkat potensi warga sunda-sunda lain di luar sana karena kedekatan dengan pejabat musnah. Dia lantas menyinggung Sunda Empire.

"Pertama, saya minta untuk bisa memahami suasana rapat, ya. Kalau rapat Komisi III dengan kejaksaan sudah tahulah bagaimana isu di luar sana mengatakan ada Sunda Empire,” kata Arteria kepada wartawan, Selasa (18/1).

“Saya berusaha membantu institusi kejaksaan dan Jaksa Agung bahwa tidak ada Sunda Empire, bahwa sekalipun ada orang bersuku Sunda menduduki jabatan strategis, itu karena mereka punya kompetensi, kapasitas, dan kualitas, bukan yang lain," jelasnya.

Arteria mengatakan hanya meminta pejabat pemerintah bekerja profesional, bukan mempertontonkan kedekatan satu sama lain. Sehingga jangan sampai masyarakat berpandangan ada kepentingan lain di balik kedekatan itu.

Lanjutnya, masyarakat harus beranggapan posisi Kajati itu karena kompetensi yang dimiliki, bukan karena kedekatan.

"Yang kita kerjakan selama ini untuk meyakinkan publik itu bisa musnah dengan seketika, itu yang saya perjuangkan, kami bantu perjuangkan Jaksa Agung, kami bantu suku Sunda untuk memastikan bahwa mereka yang di sana memiliki kompetensi. Makanya saya marah begitu aja kajati yang ngomong Sunda di ratas, jadi yang kita upayakan jadi musnah," tandasnya.sinpo

Komentar: