Menlu China Dan Indonesia Gelar Perbincangan Via Telepon, Bahas Apa?

Laporan: Samsudin
Kamis, 17 Maret 2022 | 08:55 WIB
Menlu RI, Retno Marsudin/net
Menlu RI, Retno Marsudin/net

SinPo.id - Anggota Dewan Negara sekaligus Menteri Luar Negeri (Menlu) Tiongkok Wang Yi, melakukan perbincangan telepon dengan Menlu Indonesia Retno Marsudi.

“Tiongkok dan Indonesia adalah dua negara berkembang sekaligus ekonomi berkembang utama,” kata Wang dalam sebuah pernyataan.

Ia menambahkan bahwa kedua belah pihak harus memperdalam rasa saling percaya dalam hubungan strategis dan kerja sama praktis di bawah bimbingan kedua kepala negara serta memainkan peran aktif dalam menjaga perdamaian juga stabilitas internasional dan regional.

Sementara itu, Retno mengatakan bahwa Indonesia sangat mementingkan pengembangan hubungan dengan Tiongkok dan bersedia bekerja sama dengan Tiongkok untuk mendorong hubungan bilateral ke tingkat yang baru.

Kedua belah pihak bertukar pandangan tentang masalah Ukraina. Retno mengatakan bahwa Indonesia dengan tegas menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain.

Ia menyerukan diakhirinya konflik militer lebih awal dan mendorong pihak-pihak terkait untuk mengadakan dialog guna meredakan situasi dan mencegah krisis kemanusiaan, seraya menambahkan bahwa Indonesia siap untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan Tiongkok dalam hal ini.

Sebagai presiden dari Kelompok 20 (G20), Retno mengatakan bahwa Indonesia percaya bahwa G20 didirikan untuk mendukung kerja sama internasional serta harus lebih memperhatikan masalah ekonomi makro dan pembangunan.

Menguraikan posisi konsisten Tiongkok dalam masalah Ukraina, Wang mengatakan Tiongkok akan, dengan caranya sendiri, terus memainkan peran konstruktif dalam meredakan ketegangan, mempromosikan pembicaraan damai dan mencegah krisis kemanusiaan sesuai dengan "empat keharusan" yang diajukan oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Memperhatikan bahwa sanksi sepihak hanya akan memperumit situasi dan mengintensifkan kontradiksi, Wang mengatakan komunikasi dan konsultasi mewakili kearifan politik dan tradisi diplomatik negara-negara oriental, yang telah terbukti efektif.

Tiongkok siap bekerja sama dengan Indonesia untuk melakukan upaya lanjutan guna mendukung pembicaraan damai, kata Wang.

Menekankan bahwa di balik krisis Ukraina terletak intensifikasi akumulasi kontradiksi jangka panjang dalam keamanan Eropa, Wang mengatakan bahwa untuk mencapai stabilitas jangka panjang di Eropa, Uni Eropa, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) dan Rusia harus terlibat dalam dialog yang setara, serta membangun kerangka keamanan yang seimbang, efektif dan berkelanjutan.

Dalam situasi saat ini, kita harus lebih menghargai perdamaian dan stabilitas di Asia Timur dan kawasan Asia-Pasifik, kata Wang, seraya menambahkan bahwa susunan kerja sama regional yang berpusat pada ASEAN yang telah terbentuk di kawasan ini selama bertahun-tahun adalah sangat penting.

Tiongkok dengan tegas mendukung sentralitas ASEAN dan penguatan serta perluasan susunan kerja sama regional yang berpusat pada ASEAN, kata Wang.

Sementara menyambut negara-negara di luar kawasan untuk memainkan peran positif dalam perdamaian dan stabilitas regional, Wang memperingatkan agar tidak menciptakan instabilitas dan ketegangan atau menghasut konfrontasi blok di kawasan itu.

Apalagi jika harus membenarkan negara-negara kecil dan menengah sebagai alat untuk konfrontasi antara negara-negara besar, imbuh Wang.

Memperhatikan bahwa G20 adalah forum utama untuk kerja sama ekonomi internasional, Wang mengatakan Tiongkok mendukung Indonesia dalam memainkan peran utama sebagai presiden G20, menghilangkan gangguan dan terus memajukan agenda dialog dan kerja sama yang telah ditetapkan.sinpo

Komentar: