Marak Kasus Gantung Diri! Mensos Risma Imbau Masyarakat Di Tingkat RT-Kelurahan Lakukan Upaya Ini

Laporan: Samsudin
Senin, 16 Mei 2022 | 11:02 WIB
Mensos Tri Rismaharani kunjungan kerja di Sragen/ist
Mensos Tri Rismaharani kunjungan kerja di Sragen/ist

SinPo.id - Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta pemangku kepentingan di tingkat RT/RW dan desa/kelurahan untuk ikut mengurangi depresi di kalangan warga. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan kebersamaan dan keterbukaan.

Imbauan tersebut disampaikan Risma menyusul adanya kasus warga di daerah Kabupaten Sragen yang nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

"Pak RT, Pak RW, Pak Lurah dan semua pihak terkait yang bersentuhan langsung dengan warga, ciptakan ruang kebersamaan. Buat kegiatan apa saja yang positif yang bisa saling terbuka," kata Mensos Risma dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Sragen, dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (16/5).

Informasinya, korban bunuh diri itu yakni Ar (40) dan SLAS (6) warga Dukuh Grasak, Desa Gondang, Kecamatan Gondang. Kejadian kedua gantung diri terjadi pada S (30) warga Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung.

S meninggalkan istrinya RH (34 tahun), seorang anak perempuan KA (6 tahun) dan anak laki-laki AR (4 tahun).

Risma menyatakan, baik Ar maupun S mungkin saja orang yang pendiam.

"Tapi lingkungan di sekitarnya yang harus peka. Harus perduli sesama. Kalau ada suasana terbuka, berkomunikasi dengan baik antar warga, ada saluran untuk menyampaikan isi hati kepada teman atau tetangga. Dengan begitu beban pikiran bisa dikurangi," kata Risma kepada Warga Desa Pengkok melalui pengeras suara.

Almarhum Ar meninggalkan istri NDL (35) yang kini bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Singapura dan anak pertama FLAS (13) yang duduk di bangku SMP.

Sementara almarhum S meninggalkan seorang istri dan dua anak yang masih balita.

 

Dalam kesempatan itu, Risma menghubungi NDL (40) istri Ar yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Singapura. Kepada NDL, Mensos meminta dia untuk kembali ke tanah air.

"Ibu harus kembali ke tanah air. Karena ini kejadian luar biasa dan kini anak ibu membutuhkan kehadiran dan pengasuhan dari ibu," kata Mensos.

Kepada keluarga yang ditinggalkan, Mensos memotivasi mereka agar tabah dan tidak berhenti berikhtiar.

"Semua orang menghadapi cobaan dan kesulitan. Tapi kita tidak boleh berhenti berusaha," kata Risma.

Kepada FLAS, Risma memotivasi agar tetap sekolah dan mencapai cita-citanya.

"Kamu harus terus sekolah. Nanti Ibu bantu dengan peralatan sekolah supaya bisa meraih cita-cita," kata Mensos.

Kepada RH, Mensos berpesan  untuk bersabar.

"Ibu tidak sendiri. Di luar sana banyak orang mencintai ibu," kata Mensos.

Ia lalu menawari RH untuk buka usaha dengan bantuan dari Kemensos.

 

Dalam kesempatan bertemu keluarga Ar, Mensos menyerahkan bantuan berupa kebutuhan pokok, uang duka Rp2.000.000, tabungan pendidikan Rp5.000.000, modal usaha peternakan lele Rp3.000.000 dan peralatan sekolah (tas, sepatu, alat tulis, buku, laptop).

Sementara kepada keluarga almarhum S, Mensos menyerahkan uang duka Rp2.000.000 tabungan pendidikan 2 anak masing-masing Rp5.000.000, dan biaya kebutuhan 2 anak sehari-hari masing-masing Rp5.000.000. Sehingga total bantuan Rp22 juta. Bantuan disalurkan oleh Sentra Antasena Magelang.

Selain itu, kepada keluarga yang ditinggalkan Kemensos juga mengirim petugas untuk  memberikan sugesti positif melalui hypnotherapy agar dia dapat menerima kepergian ayah/suami dan terus berjuang melanjutkan hidup.sinpo

Komentar: