Junta Militer Myanmar Eksekusi Aktivis Pro Demokrasi, Malaysia: Kejahatan Kemanusiaan Ini Mengejek Rencana Perdamaian ASEAN

Laporan: Tri Bowo Santoso
Rabu, 27 Juli 2022 | 01:54 WIB
Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah. Foto: Istimewa
Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah. Foto: Istimewa

SinPo.id -  Malaysia mengutuk eksekusi empat aktivis pro-demokrasi oleh junta militer Myanmar. Tindakan itu menggambarkan kejahatan kemanusiaan dan seolah telah mengejek rencana perdamaian Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Diketahui, Myanmar pada Senin, 25 Juli 2022 mengumumkan telah mengeksekusi empat aktivis pro-demokrasi, termasuk tokoh demokrasi Kyaw Min Yu dan anggota parlemen Phyo Zeya Thaw, sekutu dekat pemimpin sipil Aung San Suu Kyi. Militer Myanmar menuduh para aktivis membantu "aksi teror" dana melakukan gerakan perlawanan sipil.

Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mempertanyakan waktu eksekusi yang terjadi seminggu sebelum pertemuan ASEAN. Sebelum eksekusi tersebut, ASEAN telah mendorong Myanmar untuk mematuhi rencana perdamaian lima poin yang disepakati tahun lalu.

"Kami melihat (eksekusi) seolah-olah junta mengolok-olok konsensus lima poin, dan saya pikir kami benar-benar harus melihat ini dengan sangat, sangat serius," kata Saifuddin dalam konferensi pers sebagaimana dilansir Reuters.

Dia mengatakan bahwa Myanmar seharusnya tidak diizinkan mengirim perwakilan politik ke pertemuan tingkat menteri internasional mana pun, termasuk juga melarang pejabat junta  menghadiri KTT ASEAN sampai ada kemajuan dalam rencana perdamaian.

"Kami telah melihat eksekusi terakhir dan kami akan mencoba menggunakan saluran apa pun yang kami bisa untuk mencoba dan memastikan bahwa ini tidak akan terjadi lagi," kata Saifuddin, seraya menambahkan bahwa Malaysia akan berusaha menghadirkan kerangka kerja untuk implementasi rencana perdamaian pada pertemuan ASEAN.

Saifuddin juga menyerukan agar ASEAN berusaha melibatkan Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG) dan Dewan Konsultatif Persatuan Nasional (NUCC), sebuah pemerintahan bayangan yang dilarang oleh junta militer Myanmar, dalam upaya perdamaian.

Sementara, Junta Myanmar sendiri telah berulang kali meminta negara-negara untuk tidak melibatkan NUG, yang terdiri dari anggota pemerintahan yang digulingkan dan lawan militer lainnya yang oleh junta dicap sebagai "teroris".

Pada Mei, Saifuddin bertemu rekannya dari NUG di sela-sela pertemuan puncak di Amerika Serikat (AS), dalam keterlibatan terbuka pertama kelompok itu dengan negara Asia Tenggara.

Militer Myanmar, yang merebut kekuasaan dalam kudeta tahun lalu, mengkonfirmasi eksekusi pertama di negara itu dalam beberapa dekade, menuduh para aktivis membantu "aksi teror" oleh gerakan perlawanan sipil.sinpo

Komentar: