Mahkamah Agung Sri Lanka Perintahan Gotabaya Rajapaksa Hadir di Pengadilan pada 1 Agustus

Laporan: Tri Bowo Santoso
Sabtu, 30 Juli 2022 | 00:15 WIB
Mantan Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa. Istimewa
Mantan Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa. Istimewa

SinPo.id -  Mahkamah Agung Sri Lanka meminta mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk hadir di pengadilan pada 1 Agustus 2022 dalam rangka mendengarkan  petisi dari publik yang mengaitkannya dengan krisis ekonomi di negara yang dijuluki Ceylon pada masa kolonialisme Inggris itu.

Seorang pejabat Mahkamah Agung yang menolak disebutkan namanya mengatakan kepada CNA bahwa pemberitahuan itu dikeluarkan pada Rabu 27 Juli 2022 sehubungan dengan adanya petisi yang diajukan terhadap politisi dan pegawai negeri, yang menuduh bahwa mereka bertanggung jawab atas krisis ekonomi.

Salah satu responden adalah Rajapaksa, yang melarikan diri dari negara itu awal bulan ini dengan pesawat militer di tengah protes massa yang menuntut pengunduran dirinya.

Gotabaya Rajapaksa diketahui berada di Singapura dan telah diberikan perpanjangan 14 hari dari izin kunjungan jangka pendeknya (STVP). CNA mencatat dia bisa tinggal di negara itu sampai 11 Agustus.

"Saya tahu dia akan kembali ke Sri Lanka," kata Menteri Pers dan Juru Bicara Kabinet Bandula Gunawardena dalam konferensi pers, Selasa 26 Juli 2022.

"Jika dia kembali dan jika perlu, pihak berwenang akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan tidak ada hal buruk yang terjadi pada mantan presiden,” sambung Bandula Gunawardena.

Bandula memastikan, Rajapaksa tidak bersembunyi di Singapura. “Dia ada di sana dengan visa seperti yang dilakukan orang lain,” tutur Bandula.

Mantan Presiden itu meninggalkan Sri Lanka pada 13 Juli lalu, setelah berbulan-bulan protes massal yang menyalahkan pemerintahnya atas krisis ekonomi terburuk negara itu sejak kemerdekaannya pada 1948.

Masyarakat Sri Lanka semakin kewalahan dengan melonjaknya biaya hidup, didorong oleh inflasi yang melonjak dan kekurangan valuta asing.

Negara ini secara resmi default setelah gagal melakukan pembayaran bunga utang pada Mei lalu. Mata uang asing yang berkurang telah melumpuhkan ekonomi, mengganggu impor dan menyebabkan kekurangan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya.

Rajapaksa telah mengirim surat pengunduran dirinya dari Singapura melalu email. Dia digantikan mantan Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe, yang dipilih oleh anggota parlemen pekan lalu.

Setelah pengunduran diri Rajapaksa, ketegangan di jalanan mereda. Namun, gelombang protes baru bisa melanda negara kepulauan itu sekali lagi apabila dia memutuskan untuk kembali.
 sinpo

Komentar: