Keraton Ngayogyakarto Kembali Tak Adakan Mubeng Beteng di Malam Satu Suro

Laporan: Tri Bowo Santoso
Sabtu, 30 Juli 2022 | 00:34 WIB
Pengumuman peniadaan acara Mubeng Beteng. Foto: Tangkapan layar
Pengumuman peniadaan acara Mubeng Beteng. Foto: Tangkapan layar

SinPo.id - Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat kembali tak menggelar tradisi Hajad Kawula Dalem Lampah Budaya Tapa Bisu Mubeng Beteng pada malam satu Suro. Mereka hanya menyelenggarakan doa bersama dan Macapat di dalam Keraton untuk menyambut malam pergantian tahun. Dengan demikian, ini adalah ketiga kalinya ritual itu tak diselenggarakan selama pandemi Covid-19, 

Pengumuman itu disampaikan melalui akun media sosial Facebook Kraton Jogja dan Instagram @kratonjogja. Tentu saja unggahan pengumuman tersebut mendapat komentar dari warganet.

"Sahabat, kami informasikan bahwa dalam rangka memperingati Tahun Baru Jawa 1 Sura Ehe 1956 atau 1 Muharam 1444 H, Abdi Dalem Keraton Yogyakarta akan melaksanakan doa bersama dan macapatan di selasar Kagungan Dalem Bangsal Pancaniti, Kompleks Pelataran Kamandungan Lor (Keben), Keraton Yogyakarta, Jumat, 29 Juli 2022 malam.

Doa bersama itu-pun hanya diikuti oleh undangan secara terbatas sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Adapun untuk Hajad Kawula Dalem Lampah Budaya Tapa Bisu Mubeng Beteng belum dapat dilaksanakan pada kesempatan ini.

Diinformasikan bahwa tanggal 1-3 Agustus 2022, Pagelaran serta Kedhaton tutup untuk wisata karena adanya upacara Siraman Pusaka dan agenda ini tertutup untuk publik. Semoga kesehatan dan keberkahan senantiasa mengiringi kita semua di tahun yang akan datang. Salam rahayu!" tulis akun tersebut.

Postingan tersebut lantas mendapat beragam komentar dari para warganet. Sebagian besar dari mereka mempertanyakan langkah Keraton yang meniadakan Tapa Bisu Mubeng Beteng tersebut.

"Wes arep ilang jawaneee iki wes tak bedek sok sekaten tidak di glarr wes jawane ilang tenan (Jawanya hilang karena sekaten tidak digelar)," tulis pemilik akun Mbah Petrok Kantong Bolong
Pemilik akun Sutiadi Setyodiharjo menimpali Kamangka Pura Mangkunégaran taksih badhé nggélar Kirab Pusaka Dalém. 

Seperti pemilik akun Sholihin Kawulo Alit menulis : Lestarikan budaya,Rawat Tradisi dan Jaga NKRI. Nusantara milik kita bersama. Namun, nampaknya tradisi Tapa Bisu Mubeng Beteng tetap akan dilaksanakan oleh sebagian orang. Termasuk para peserta sarasehan budaya dan juga Angkringan Bhineka yang digelar di Dalem Benawan, kediaman dari Cucu Sri Sultan HB VIII, Gusti Kukuh Hestrianing.

Malam 1 Suro ini, sedianya Komunitas Cepuri Art akan menggelar sarasehan budaya dan Angkringan Bhineka yang membahas tentang Filosofi Tradisi Tapa Bisu Mubeng Beteng Dalam Persepektif Milenial dengan pembicara budayawan Kraton Yogyakarta, KRT Jatiningrat.

Sarasehan itu juga akan menghadirkan Kabinda DIY, Brigjend Andry Wibowo. Kepala BIN DIY ini akan membahas tema Kebudayaan Sebagai Benteng Persatuan Dan Kesatuan NKRI. Selain itu, juga akan ada penandatanganan Pakta Integritas Damai Itu Istimewa. Kegiatan ini juga akan diisi dengan berbagai pertunjukkan seni dan akan diakhiri dengan Mubeng Beteng.

 sinpo

Komentar: